LOKASI

Banyuwangi Jawa Timur

Selasa, 05 Maret 2024

Budaya Infaq jadi Semangat Hadapi PAT

 SEMANGAT INFAQ KAWAL KESUKSESAN MASA DEPAN 


Pagi itu, Senin 4 Maret 2024 situasi ruang kelas 6 nampak lengang. Pasalnya hari itu adalah hari pertama mereka melaksanakan Penilaian Akhir Tahun atau dikenal dengan sebutan PAT. 
Ada hal unik yang dijumpai saat sebelum para siswa mengerjakan soal PAT. Siswa siswi saling antri berebut mengambil sesuatu di meja pengawas. Satu persatu mengambil gulungan kertas kecil dan terlihat juga sebuah kaleng plastik transparan di sebelah tempat undian. Ternyata mereka berebut nomor bangku ujian yang setiap hari harus mereka ambil. Hal itu bertujuan di samping agar tidak jenuh terkait tempat duduk, juga bersifat gamifikasi yg mengulik rasa penasaran siswa, ungkap salah seorang ibu guru.


Hal unik lain yg adalah Toples berisi uang. Penulis bertanya kepada Siswa apa maksud ada uang dalam toples. Menurut ibu wali kelas hal itu bertujuan sebagai pembiasaan baik untuk berinfaq. Tujuan lain agar Hajat para siswa siswi dipermudah dalam mengerjakan soal serta apa yg dicita citakan terkabul melalui Kegiatan Infaq tersebut, pungkasnya.
Demikian reportase keunikan sebuah kelas ketika akan dimulainya Mengerjakan soal PAT di kelas 6 MIN 7 Magelang ini. Semoga energi positif dari infaq serta keutamaannya dapat mengawal para siswa siswi menuju masa depan bahagia dan sukses, aamiin

                                            ___________ Dok ________









             **nash@2024




Senin, 04 Maret 2024

Mengelola Keteraturan Suasana Kelas

 

Mengelola Keteraturan Suasana Kelas


Keteraturan suasana kelas  merupakan langkah penting dalam menicptakan pembelajaran yang efektif. Untuk itu guru-guru perlu tahu bagaimana cara menerapkannya di kelas.

Guru- guru juga perlu mengetahui  rekomendasi belajar pelatihan mandiri di PMM yang bisa dijadikan rujukan untuk persiapan penerapannya dan juga sebagai tindak lanjut pembelajaran setelah observasi kelas dilakukan.

Indikator ini merupakan  kemampuan guru dalam melakukan manajemen kelas yang menekankan pada kemampuan guru dalam memastikan pembelajaran kondusif tanpa gangguan yang bisa menurunkan konsentrasi siswa dalam belajar.

Apa saja fokus perilaku keteraturan suasana kelas yang akan diobservasi oleh kepala sekolah?
1. Guru melakukan komunikasi positif untuk membangun suasana kelas yang kondusif.
Pada saat pembelajaran berlangsung guru hendaknya membangun komunikasi positif dengan Siswa untuk membangun suasana kelas yang kondusif sehingga Siswa senang dan nyaman dalam belajar.

Perilaku yang dianjurkan dalam membangun keteraturan suasana kelas ini antara lain: 
Guru memanggil murid dengan menyebut namanya
Guru menyampaikan harapan positif terhadap kelas
Guru melakukan aktivitas yang mencairkan suasana kelas

Perilaku yang harus dihindari guru pada saat pembelajaran antara lain: Guru tidak boleh memanggil Siswa dengan sebutan yang merendahkan. 
Guru memanggil murid dengan sebutan yang merendahkan
Guru menceritakan keluhan atau persoalan sekolah
Guru langsung mengajar tanpa mengkondisikan suasana kelas

2. Guru melakukan strategi pengelompokkan untuk mengaktifkan keterlibatan Siswa
Perilaku yang dianjurkan antara lain: 
Guru mengelompokkan murid dengan menyampaikan tujuannya pada murid
Guru menyediakan beragam peran dalam kelompok agar semua anggota terlibat aktif 
Guru mengajak murid untuk berinteraksi dan berperan aktif dalam kelompok
Perilaku yang harus dihindari guru antara lain:
Guru mengabaikan dinamika yang terjadi dalam satu atau lebih kelompok
Guru melakukan pengelompokkan yang sama terus menerus 
Guru membiarkan murid melakukan aktivitas lain yang tidak terkait dengan pembelajaran.

Perilaku yang dianjurkan saat membuat kesepakatan kelas, antara lain: 
Guru membuat aturan/kesepakatan kelas yang disetujui semua murid dan ditempel di kelas
Guru mengajak murid untuk mengingat aturan/kesepakatan kelas yang telah disepakati
Guru mengajak murid menilai seberapa efektif pelaksanaan aturan/kesepakatan kelas

Perilaku yang harus dihindari oleh guru, ketika membuat kesepakatan kelas, antara lain:
Guru tidak menyebutkan aturan/kesepakatan kelas ketika menegur murid
Guru melanggar aturan/kesepakatan kelas tanpa mengakuinya
Guru menetapkan aturan kelas tanpa mendiskusikan dengan murid.

Tips Menciptakan Keteraturan Suasana Kelas
Sebelum Kelas Dimulai:
1. Ciptakan Lingkungan Kelas yang Menyenangkan:
Dekorasi kelas dengan menarik dan penuh warna.
Pajang karya siswa di dinding kelas.
Siapkan tempat duduk yang nyaman dan kondusif.
2. Buat Aturan Kelas yang Jelas:
Buat aturan bersama dengan siswa.
Pastikan aturan mudah dipahami dan dipatuhi.
Tuliskan aturan di papan tulis atau poster.
3. Lakukan Rutinitas Pagi yang Konsisten:
Sambut siswa dengan ramah di pintu kelas.
Lakukan kegiatan pembuka yang menarik dan interaktif.
Tinjau aturan kelas dan agenda hari itu

Saat Kelas Berlangsung:

4. Gunakan Suara yang Tegas dan Jelas:
Berbicaralah dengan suara yang tenang dan sopan.
Gunakan intonasi yang tepat untuk menarik perhatian siswa.
Berikan instruksi yang jelas dan mudah dipahami.
5. Berikan Konsekuensi yang Konsisten:
Tegakkan aturan kelas dengan konsisten.
Berikan konsekuensi yang adil dan sesuai dengan pelanggaran.
Hindari memberikan hukuman yang berlebihan
6. Berikan Motivasi dan Apresiasi:
Berikan pujian kepada siswa yang berperilaku baik.
Berikan penghargaan atas prestasi belajar siswa.
Ciptakan suasana kelas yang positif dan menyenangkan.

Setelah Kelas Berakhir:

7. Bersihkan Kelas Bersama-sama:
Ajarkan siswa untuk bertanggung jawab atas kebersihan kelas.
Berikan tugas kepada siswa untuk membersihkan kelas.
Lakukan pemeriksaan akhir sebelum meninggalkan kelas.
Tips Tambahan:
Libatkan orang tua dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif.
Gunakan berbagai metode pembelajaran yang menarik.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif.
Selalu refleksikan dan perbaiki strategi pengelolaan kelas Anda.

Tips Menyusun Kesepakatan Kelas

Kesepakatan kelas merupakan pedoman penting untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Berikut beberapa tips untuk menyusun kesepakatan kelas yang efektif:

1. Libatkan Siswa:
Adakan diskusi kelas untuk menampung ide dan aspirasi siswa.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk menyuarakan pendapat mereka.
Gunakan teknik brainstorming untuk menggali ide-ide kreatif.
2. Buat Aturan yang Jelas dan Sederhana:
Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.
Hindari aturan yang rumit dan berbelit-belit.
Pastikan aturan tersebut dapat diterapkan secara konsisten.
3. Fokus pada Perilaku Positif:
Gunakan kalimat yang positif dan afirmatif.
Hindari kalimat yang negatif dan melarang.
Tekankan pada apa yang diharapkan dari siswa, bukan apa yang tidak boleh dilakukan.
4. Buat Kesepakatan yang Bersifat Visual:
Tuliskan kesepakatan kelas di papan tulis atau poster.
Gunakan gambar dan ilustrasi untuk menarik perhatian siswa.
Pajang kesepakatan kelas di tempat yang mudah terlihat.
5. Lakukan Review dan Evaluasi:
Lakukan review kesepakatan kelas secara berkala.
Evaluasi efektivitas kesepakatan kelas dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif.
Lakukan revisi dan penyesuaian jika diperlukan.
Tips Tambahan:
Gunakan metode yang kreatif dan menyenangkan dalam menyusun kesepakatan kelas.
Libatkan orang tua dalam proses penyusunan kesepakatan kelas.
Berikan penghargaan kepada siswa yang patuh terhadap kesepakatan kelas.

Modul Ajar Dimensi Keteraturan Suasana Kelas:




Cara memenuhi Fokus Perilaku Keteraruran Suasana Kelas dalam Observasi Kinerja Guru




Demikian, semoga bermanfaat, dan jangan lupa tulis komentar dan follow akun blogger kami. Terima kasih

Instrumen Observasi Kelas Praktik Kinerja Guru


Instrumen Observasi Kelas Praktik Kinerja Guru


 Instrumen ini berdasarkan Format Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Nomor 7607/B.B1/HK.03/2023 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Guru, dan rubrik observasi kelas praktik kinerja guru di Platform Merdeka Mengajar (PMM).

Saran :

1. Bagi Bapak Ibu Guru, silahkan unduh fokus praktik kinerja yang dipilih, pelajari poin Perilaku yang Dianjurkan dan Perilaku yang Dihindari, persiapkan dan praktikkan (terapkan) saat pengamatan dan pembelajaran selanjutnya

2. Bagi Bapak/Ibu Kepala Sekolah, silahkan unduh dan sosialisasikan kepada Guru agar guru dapat mempersiapkan diri untuk lebih baik.

3. Bagi Bapak Ibu Kepala Sekolah, silahkan komunikasikan/diskusikan di tingkat KKKS/MKKS agar diperoleh keseragaman sikap, pemahaman dan kesimpulan terkait kriteria Belum Dilakukan, Dilakukan tapi Belum Efektif,  Dilakukan dan Efektif  agar Kepala Sekolah tidak di bully oleh gurunya karena terdapat perbedaan kesimpulan dengan sekolah lain.

4. Bagi Sekolah yang membuat Tim Penilai Observasi agar mendiskusikan instrumen ini dan mensosialisasikan ke guru agar sama persepsinya.

contoh form B1 :

Silahkan unduh file berikut:

Formulir A: Diskusi Persiapan Observasi Kinerja Guru (Unduh)

Form B1: Keteraturan Suasana Kelas (Unduh)

Form B2: Penerapan Disiplin Positif (Unduh)

Form B3: Ekspektasi pada Peserta Didik (Unduh)

Form B4: Perhatian dan Kepedulian (Unduh)

Form B5: Umpan Balik Konstruktif (Unduh)

Form B6: Instruksi yang Adaptif (Unduh)

Form B7: Instruksi Pembelajaran (Unduh)

Form B8: Aktivitas Interaktif (Unduh)

Demikian, semoga bermanfaat. Jangan lupa Follow dan Koment, terima kasih


Tarbiyah Ta'lim Ta'dib

 


1. Tarbiyah

Istilah tarbiyah menurut pendukungnya berakar pada tiga kata. Pertama, kata raba-yarbu yang berarti bertambah dan tumbuh. Kedua, kata rabba-rabiya-yarba yang berarti tumbuh dan berkembang. Ketiga, kata rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara. Kata al-Rab yang mempunyai akar kata yang sama dengan kata tarbiyah berarti menumbuhkan atau membuat sesuatu menjadi sempurna secara berangsur-angsur.

Makna dasar istilah-istilah tersebut (rab, rabiya dan rabba) tidak secara alami mengandung unsur-unsur esensial pengetahuan, inteligensi dan kebijakan, yang pada hakikatnya merupakan unsur- unsur pendidikan sebenarnya. Menurut al-Jauhari kata tarbiyah dan beberapa bentuk lainnya sebagaimana diriwayatkan oleh al-Asma'i berarti memberi makan, memelihara, mengasuh; yakni dari kata ghadza-yaghdzu. Makna ini mengacu kepada segala sesuatu yang tumbuh seperti anak-anak, tanaman, dan sebagainya.8 Pada dasarnya memang tarbiyah berarti mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memlihara membuat, menjadikan bertambah dalam pertumbuhan, membesarkan, memproduksi hasil-hasil yang sudah matang dan menjinakkan. Penerapannya dalam bahasa Arab tidak hanya terbatas pada manusia saja, tetapi meluas kepada spesies-spesies lain dan medan-medan sematik lainnya, untuk mineral, tumbuh- tumbuhan dan hewan9. Karena tarbiyah sebagai sebuah istilah dan konsep yang dapat diterapkan untuk berbagai spesies, maka menurut Naquib al-Attas, ia tidak cukup cocok untuk menunjukkkan pendidikan dalam arti Islam yang dimaksudkan hanya untuk manusia saja.

Jadi, penyusupan makna esensial lain yang membawa unsur fundamental pengetahuan ke dalam istilah tarbiyah hanyalah merupakan tindakan yang mengada-ada, karena makna bawaan struktural konseptual tarbiyah tidak secara alami mencakup pengetahuan sebagai salah satu di antaranya.
Kelompok yang mendukung penggunaan istilah tarbiyah mengguanakan ayat-ayat al-Qur'an untuk mendukung penggunaan istilah tersebut bagi pendidikan Islam. Ayat-ayat tersebut antara lain yaitu:
1. Surat al-Isra' ayat 24 yang terjemahannya sebagai berikut: "… dan ucapkanlah, "Wahai tuhanku kasihilah mereka keduanya sebagimana mereka berdua telah mengasihi aku waktu kecil"
2. Surat al-Syu'ara' ayat 18 yang terjemahannya sebagai berikut: "Fir'aun menjawab, "Bukankah kami yang telah mengasuhmu di dalam (keluarga) kami waktu kamu masih kank-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu…".
'Abdurrahman al-Nahlawi, salah seorang pendukung istilah tarbiyah, berpendapat bahwa pendidikan berarti: (a) memelihara fitrah anak; (b) menumbuhkan seluruh bakat dan kesiapannya; (c) mengarahkan seluruh fitrah dan bakat agar menajdi baik dan sempurna; dan (d) bertahap dalam prosesnya.
Sehubungan dengan ayat al-Qur'an yang dikemukakan di atas, Muhammad al-Naquib al-Attas menjelaskan bahwa kata "rabbayani" di situ beremakna rahmah, yaitu ampunan atau kasih sayang. Istilah itu mempunyai arti pemberian makna dan kasih sayang, pakaian dan tempat berteduh serta perawatan; pendeknya pemeliharaan yang diberikan oleh orang tua kepada anak-ankanya.10 Huruf kaf dalam ayat irham huma kama rabbayani shaghira adalah kaf al-Tasybih, yaitu kaf perbandingan (penyerupaan). Disebut demikian menurut al-Attas lebih lanjut karena kemiripan yang ada antara konsep bawaan yang ada dalam kata-kata yang diperbandingkan, yang dalam kasus ini mengacu kepada irham huma (yaitu rahmah) dan rabbayani (yaitu tarbiyah). Jadi, kata tarbiyah disini sama artinya dengan kata rahmah atau ampunan. Apabila Tuhan yang menciptakan, memelihara, menjaga, mengurus dan memiliki tindakan-tindakan yang menyebabkan Tuhan disebut sebagai al-Rabb, maka semuanya itu adalah tindakan-tindakan rahmah atau kasih sayang. Apabila manusia yang secara analogis melakukan tindakan-tindakan seperti itu kepada keturunannya, maka hal itu disebut tarbiyah. Memang, pengertian utama al-Rabb, sebagai yang telah dikemukakan di atas, yaitu membawa sesuatu kepada keadaan kelengkapan secara berangsur, tetapi tindakan itu sebagai tindakan rahmah dan karenanya juga secara analogis berarti tindakan-tindakan tarbiyah tidak melibatkan pengetahuan. Hal itu lebih mengacu kepada suatu kondisi eksisitensial atau kondisi fisik dan material daripada kondisi rasional dan intelektual. Kondisi yang terakhir ini mengharuskan penanaman pengetahuan sebagai yang telah dijelaskan, tidak inheren dalam kata tarbiyah.
Oleh sebab itu, ketika Fir'aun berkata kepada Nabi Musa: "alam nurabbika fina walida"12 kita tidak diharapkan untuk menyimpulkan bahwa dengan demikian Fir'aun telah "mendidik" Nabi, meskipun kenyataannya Fir'aun, dengan menggunakan ungkapan nurabbika, memang melakukan "tarbiyah" atas Nabi Musa as. Tarbiyah, secara sederhana, berarti membesarkan, tanpa meski mencakup penanaman pengetahuan dalam proses itu.
Apabila dikatakan bahwa suatu makna yang berhubungan dengan pengetahuan bisa disusupkan dalam konsep rabba, maka makna tersebut mengacu kepada pemilikan pengetahuan dan bukan pada proses penanamannya. Oleh karenanya, hal itu tidak mengacu pada pendidikan dalam arti yang kita maksudkan, seperti adanya istilah rabbaniy yang diberikan bagi orang-orang bijaksana yang terpelajar dalam bidang pengetahuan tentang al-Rabb. Ibn Mandzur mencatat bahwa al-Hanafiyah telah menyebut Ibn Abbas sebagai rabbaniy ummat, sebagimana Ali ibn Abi Thalib juga membagi manusia pada tiga tingkatan dan tingkatan yang pertama adalah 'alim rabbaniy13. Dan Ali sendiri pernah menyebut dirinya sebagai rabbaniy-nya umat ini14.
Sejalan dengan al-Attas, Abdul Fattah jalal, ahli pendidikan Universitas al-Azhar, juga menjelaskan bahwa yang dimaksud tarbiyah di dalam surat al-Isra/17:24 dan al-Syura/26:18 di atas adalah pendidikan yang berlangsung pada fase bayi dan kanak-kanak masa anak masih sangat bergantuang pada pemeliharaan bergantung kepada kasih sayang kedua orang tuanya. Dengan demikian pengertian pendidikan yang digali dari kata tarbiyah terbatas pada pemeliharaan dan pengasihan anak manusia pada masa kecil. Oleh karen itu pula bimbingan dan penyuluhan yang diberikan sesudah masa itu tidak lagi termasuk dalam pengertian pendidikan.

2. Ta'lim

Istilah lain yang digunakan untuk menunjuk konsep pendidikan dalam Islam adalah ta'lim. Menurut Abdul Fattah Jalal konsep-konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya adalah sebagai berikut:
Pertama, ta'lim adalah proses pembelajaran terus menerus sejak manusia lahir melalui pengembanagn fungsi-fungsi pendengaran, penglihatan dan hati. Pengertian ini digali dari firman Allah SWT yang terjemahannya sebagai berikut:
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur." (Q.S. al-Nahl/16:78).
Pengembanagn fungsi-fungsi tersebut merupakan tanggung jawab orang tua ketika anak masih kecil. Setelah dewasa, hendaknya orang belajar secara mandiri sampai ia tidak mampu lagi meneruskan belajarnya, baik karena meninggal atau karena usia tua renta.
Kedua, proses ta'lim tidak berhenti pada pencapaian pengetahuan dalam domain kognisi semata, tetapi terus menjangkau wilayah psikomotor dan afeksi. Pengetahuan yang hanya sampai pada batas- batas wilayah kognisi tidak akan mendorong seorang untuk mengamalkannya, dan pengetahuan semacam itu biasanya diperoleh atas dasar prasangka atau taklid. Padahal al-Qur'an sangat mengecam orang yang hanya memiliki pengetahuan semacam ini.
Ruang lingkup pengertian ta'lim yang tidak terbatas pada aspek kognisi saja menurut Jalal didasarkan pada firman Allah SWT yang terjemahannya sebagai berikut:
"…Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul di antara kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kamu al-Kitab dan al-Hikmah, serta mengajarkan kamu apa yang belum kamu ketahui"16.
Berdasarkan ayat tersebut, pendidikan tilawah al-Qur'an tidak terbatas pada kemampuan membaca harfiah, tetapi lebih luas darti itu adalah membaca dengan perenungan yang sarat dengan pemahaman dan pada gilirannya melahirkan tanggung jawab moral terhadap ilmu yang diperoleh melalui bacaan itu. Melalui pendidikan semacam ini Rasulullah telah mengantarkan para sahabatnya untuk mencapai tingkat tazkiyah (proses penyucian diri) yang membuat mereka berada pada kondisi siap untuk mencapai tingkat al-hikmah. Pada tingkat terakhir ini, ilmu, perkataan, dan perilaku seseorang telah terintegrasi dalam membentuk kepribadian yang kokoh.

3. Ta'dib

Istilah ketiga yang digunakan untuk menunjukkan kepada pendidikan adalah adab. Arti dasar istilah ini yaitu "undangan kepada suatu perjamuan" Ibn Mandzur juga menyebutkan ungkapan "addabahu fataaddaba" berarti allamahu (mendidiknya)18. Gagasan ke suatu perjamuan mengisyaratkan bahwa tuan rumah adalah orang yang mulia dan adanya banyak orang yang hadir, dan bahwasanya yang hadir adalah orang-orang yang menurut perkiraan tuan rumah pantas mendapatkan kehormatan untuk diundang dan, oleh karen itu, mereka adalah orang-orang bermutu dan berpendidikan tinggi yang diharapkan bisa bertingkah laku sesuai dengan keadaan, baik dalam berbicara, bertindak maupun etiket19. Pengertian seperti itu sejalan dengan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibn Mas'ud:
"Al-Qur'an ini adalah undangan/perjamuan (ma'dibah) Allah SWT di muka bumi, maka pelajarilah (santaplah) hidangan tersebut".
Qur'an suci adalah undangan Tuhan kepada suatu perjamuan ruhaniyah, dan pencapaian ilmu yang benar tentangnya berarti memakan makanan yang baik di dalamnya. Pendidikan menurut al- Attas, dalam kenyataannya adalah ta'dib karena adab sebagimana didefenisikan di atas sudah mencakup ilmu dan amal sekaligus.
Keterkaitan konseptual kedua istilah itu, 'ilm dan adab, di dalam hadis lain lebih langsung sehingga mengisyaratkan identitas antara adab dan ilmu.
"Addabani Rabbi fa ahsana ta'dibi" (Tuhanku telah mendidikku dan dengan demikian menjadilah pendidikanku yang terbaik).
Di dalam hadis ini secara eksplisit digunakan istilah ta'dib (yang diartikan pendidikan) dari kata addaba yang berarti mendidik. Kata ini, menurut al-Zajjaj, dikatakan sebagai cara Tuhan mendidik Nabi-Nya,20 tentu saja mengandung konsep pendidikan yang sempurna.
Dengan penjelasan di atas al-Attas selanjutnya menguraikan pengertian hadis ini sebagai berikut: "Tuhanku telah membuatku mengenali dan mengakui, dengan apa (yaitu adab) yang secara berangsur-angsur telah ditanamkan ke dalam diriku, tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam penciptaan, sehingga hal itu membmbingku ke arah pengenalan dan pengakuan tempat-Nya yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian dan sebagai akibatnya, Ia telah membuat pendidikanku yang paling baik". Sehingga, dengan demikian tidak perlu ada keraguan bahwa konsep dan proses pendidikan telah tercakup di dalam istilah ta'dib dan bahwa istilah yang tepat untuk menunjukkan "pendidikan" di dalam Islam sudah cukup terungkapkan olehnya. Istilah ta'dib mengandung arti ilmu, pengajaran (ta'lim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah). Tidak ditemui unsur penguasaan pemilikan terhadap objek atau anak didik, di samping tidak juga menimbulkan interpretasi mendidik makhluk selain manusia, misalnya binatang dan tumbuh-tumbuhan. Karena, menurut konsep Islam, yang dapat dan harus dididik hanyalah manusia, al- hayawan al-natiq.
Selanjutnya al-Attas mendefenisikan pendidikan, termasuk proses pendidikan, sebagai pengenalan dan pengakuan tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam keteraturan penciptaan sedemikian rupa, sehingga hal itu membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat-tempat Tuhan yang tepat dalam tatanan wujud kepribadian21.
Akhirnya penjelasan al-Attas dapat disimpulkan bahwa tarbiyah dalam pengertian aslinya dan dalam penerapan dan pemahaman kaum Muslimin pada masa-masa awal tidak dimaksudkan untuk menunjukkan pendidikan maupun proses pendidikan. Penonjolan kualitatif pada konsep tarbiyah adalah kasih sayang (rahmah) dan bukannya pengetahuan ('ilm). Sementara dalam kasus ta'dib pengetahuan lebih ditonjolkan dari pada unsur kasih sayang. Dalam struktur konseptualnya ta'dib sudah mencakup unsur-unsur pengetahuan ('ilm), pengajaran (ta'lim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah). Oleh karen itu, ta'dib, ungkapnya lebih lanjut, merupakan istilah yang paling tepat dan cermat untuk menunjukkan pendidikan Islam.
Kosekwensinya yang timbul akibat tidak dipakainya konsep ta'dib sebagai pendidikan dan proses pendidikan adalah hilangnya adab, yang berarti hilangnya keadilan yang pada gilirannya menimbulkan kebingungan dan kesalahan dalam pengetahuan, yang kesemuanya itu terjadi di kalangan Muslimin masa kini.




 

Selasa, 27 Februari 2024

Soal Soal Assesmen Madrasah 2024

 

Apa itu AM?



Asesmen Madrasah (AM) adalah penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh madrasah untuk mengukur pencapaian standar kompetensi lulusan pada semua mata pelajaran. AM menggantikan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) dan Ujian Nasional (UN).

Tujuan AM:

Memetakan capaian belajar siswa madrasah secara komprehensif.

Meningkatkan mutu pendidikan madrasah.

Memberikan informasi tentang keefektifan pembelajaran di madrasah.

Bentuk AM:

AM terdiri dari dua bentuk:

1. AM Mandiri: Dilaksanakan oleh madrasah secara mandiri dengan mengacu pada standar yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.

2. AM Berbasis Komputer (CBT): Dilaksanakan oleh madrasah dengan menggunakan perangkat komputer yang disediakan oleh Kementerian Agama.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Berikut kumpulan soal Assesment Madrasah yang dapat Bapak Ibu download

AM Bahasa Indonesia

AM Bahasa Arab












~~~~~~~~~~~~~
Semoga bermanfaat, terima kasih atas kunjungannya


Senin, 26 Februari 2024

QUIZZ BAHASA JAWA KELS 6

 Assalamu'alaikum

Bapak Ibu, serta siswa siswi kelas 6



Dalam rangka persiapan PAT, Penilaian Akhir Tahun kelas 6, berikut adalah aplikasi Quizz Mapel Bahasa Jawa dalam aplikasi Android. Aplikasi ini untuk bahan belajar di rumah masing-masing, selamat belajar.

Silahkan download file apk berikut dan pehatikan gambar urutan install nya

download di sini 

>>>>>>  Quizz B Jawa Pra PAT kls 6  <<<<<<<<


URUTAN INSTALL APLIKASI

1. DOWNLOAD


2. Muncul berikut klik open

3.  klik install

4.  klik while using the app

5.  klik install

6. klik open

7. klik untuk memulai
_______________________________
Keterangan
Nilai maksimal 100
dapat diulang- ulang
jika ada kendala hubungi pak nash di nomor WA : 
>>>>>>>>>>  Nomor WA Pak Nash  <<<<<<<<<<<

Demikian semoga bermanfaat
sukses, berkah, lancar tuk semua siswa siswi kelas 6 MINJULANG
Terima kasih






Membuat Soal dalam Kedipan

 BUAT SOAL PELAJARAN 

SEMUDAH MEMBALIKKAN TELAPAK TANGAN




Penggunaan AI (Artificial Intelligence) dalam pembuatan soal merupakan terobosan baru yang dapat membantu guru dalam menghemat waktu dan tenaga. Berikut adalah beberapa manfaat dan cara menggunakan AI untuk membuat soal:
Manfaat:
Hemat waktu: AI dapat membuat soal dengan cepat dan efisien, sehingga guru dapat lebih fokus pada kegiatan belajar mengajar lainnya.
Soal yang beragam: AI dapat menghasilkan berbagai jenis soal dengan tingkat kesulitan yang berbeda, sehingga sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
Objektivitas: AI dapat membuat soal yang lebih objektif dan tidak bias, sehingga hasil penilaian lebih akurat.
Analisis data: AI dapat menganalisis data hasil jawaban siswa, sehingga guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan siswa dalam belajar.
Cara menggunakan AI untuk membuat soal:
Platform AI: Ada beberapa platform AI yang dapat digunakan untuk membuat soal, seperti [OpenAI], [Quizizz], [Edpuzzle], [Socrative], dan [Kahoot!].
Langkah-langkah:
1. Buat akun di platform AI yang dipilih.
2. Pilih mata pelajaran dan topik yang ingin dibuat soalnya.
3. Masukkan materi pembelajaran yang ingin diujikan.
4. Atur tingkat kesulitan soal.
5. AI akan membuat soal secara otomatis.
6. Guru dapat mengedit dan menambahkan soal yang dibuat oleh AI.
Contoh platform AI untuk pembuatan soal:
[Quizizz]: Platform populer untuk membuat kuis dan tes interaktif dengan berbagai jenis soal.
[Edpuzzle]: Platform untuk membuat video pembelajaran interaktif dengan soal yang terintegrasi.
[Socrative]: Platform untuk membuat kuis dan tes langsung di kelas dengan perangkat mobile.
[Kahoot!]: Platform untuk membuat permainan kuis interaktif yang menyenangkan untuk siswa.
Kesimpulan:
Penggunaan AI untuk membuat soal dapat membantu guru dalam menghemat waktu dan tenaga, serta menghasilkan soal yang lebih beragam, objektif, dan akurat.

    Berikut contoh video pembuatan soal dengan bantuan AI (Artificial Intelegence), yaitu QUESTION WELL



Semoga bermanfaat

WHITEBOARD ANIMATION SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL


PEMANFAATAN WHITEBOARD ANIMATION SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL 




PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program pendidikan di Indonesia yang diwakilkan dengan kurikulum yang telah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tahun belakangan ini, hampir semua sekolah, khususnya Sekolah Dasar di Kota Singkawang sudah menerapkan kurikulum 2013, yang diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran yang lebih berkualitas. Akan tetapi perubahan kurikulum serta program pembelajaran seakan-akan belum dapat memberikan hasil  yang memuaskan. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas nampak tegang dan membosankan. Guru sibuk menyampaikan materi tanpa mau tahu tentang siswanya paham atau tidak. “Paham tidak paham asal materi habis dan urusan menjadi beres”. Kebanyakan guru dalam mendidik selalu monoton atau tidak melakukan variasi-variasi. Banyak guru-guru yang “Gagap Teknologi” sehingga kurang mampu menggunakan media dalam proses pembelajaran.

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran yang dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Fungsi media pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar alat peraga bagi guru, melainkan pembawa pesan-pesan informasi dan pesan-pesan pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik.

Apabila guru dengan kreativitasnya mau mengembangkan kualitas pembelajarannya, internet sebagai penghubung teknologi informasi di seluruh dunia telah memberikan beberapa solusi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui internet, guru dapat mengetahui bahwa pada saat ini banyak bermunculan pendidikan yang variatif karena pendidikan diperkaya dengan alat dan media yang serba canggih. Agaknya kemajuan teknologi yang dialami oleh dunia pun mempengaruhi pendidikan. Tidak sedikit pendidikan yang memanfatkan media elektronik dalam proses belajar mengajar. Ada yang memanfaatkan media dari segi pendengarannya saja atau lebih akrab disebut audio, ada pula yang memanfaatkan untuk melatih dan menarik pandangan siswa disebut visual, dan adapula yang memanfaatkan keduanya yakni media audiovisual. Penulis mengerucutkan pembahasan hanya pada media yang merangsang pendengaran dan penglihatan yakni media audiovisual.

Khusus media audiovisual, ada sebuah program atau aplikasi yang menarik perhatian penulis sebagai guru, yaitu “whiteboard animation” yang menawarkan program video animasi bergerak pada papan tulis. Aplikasi ini diharapkan mampu menarik perhatian sekaligus memfasilitasi tipe-tipe belajar peserta didik.



PEMBAHASAN

A. Pengertian audio visual

Media audiovisual adalah media yang mampu merangsang indra penglihatan dan indra pendengaran secara bersama-sama, karena media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar (Djamarah, 2006: 124). Media audiovisual adalah media yang bersifat dapat didengar dan dilihat (Soendojo Dirdjosoemarto, 2000: 19).

Media Pembelajaran Audiovisual adalah satu unit media pembelajaran elektronik yang secara bersama-sama menampilkan auditif (pendengaran ) dan visual ( penglihatan ) sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan – bahan pelajaran yang disampaikan guru kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar, sehingga bahan-bahan Audio-Visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

B. Bentuk-bentuk Media Audio Visual

Berbicara mengenai bentuk media, Djamarah (2006: 125) menyatakan bahwa media memiliki bentuk yang bervariasi, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya. Media audio visual diklasifikasikan menjadi delapan kelas, antara lain :

1. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.

2. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.

3. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.

4. Media visual gerak contoh, film bisu

5. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya

6. Media seni gerak

7. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya

8. Media cetak contoh, televisi

C. Karakteristik Media Audio- Visual & Jenis-jenisnya

Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audiovisual mempunyai sifat sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi

2. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian

3. Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.

4. Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai

Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).

Lebih lanjut Djamarah (2006: 125) menyatakan bahwa karakteristik media Audio-Visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua yaitu media audio dan visual.

Media Audio-Visual terdiri atas :

1. Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti :

a. Film bingkai suara (sound slide)

b. Film Rangkai bersuara (Film Strip)

c. Halaman bersuara

2. Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti :

a. Film suara

b. Video / VCD

c. Film Televisi 

d. Film Gelang (Loop Film)

D. Kelebihan & Kelemahan Media Audio-Visual

Beberapa Kelebihan atau kegunaan media Audio-Visual pembelajaran sama dengan pengajaran Audio & visual yaitu:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)

2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti: 

a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model.

b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar.

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi.

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal

e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll.

f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat divisualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.

Menurut Oemar Hamalik sebagaimana yang dikutif oleh Asnawir menyatakan bahwa audio visual yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dapat menarik siswa

2. Benar dan autentik

3. Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan

4. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar

5. Kesatuan dan sequence nya cukup teratur

6. Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.

Adapun langkah-langkah pemanfaatan audio visual dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Audiovisual harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan audio dengan tujuan pembelajaran.  audiovisual untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep. Seperti konsep jujur, sabar, demokrasi dan lain-lain. audiovisual untuk tujuan psikomotorik dapat digunakan untuk memerlihatkan contoh suatu keterampilan yang harus ditiru. Misalnya keterampilan gerak karena media ini mampu untuk memperjelas gerak dan memperlambat atau mempercepatnya. audiovisual paling tepat bila digunakan untuk mempengaruhi sikap emosi.

2. Guru harus mengenal audiovisual yang tersedia dan terleih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran.

3. Sesudah audiovisual dipertunjukkan perlu diadakan diskusi, yang juga perlu disiapkan sebelumnya.

4. Adakalanya audiovisual tertentu dapat diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu.

5. Sesudah  itu dapat di test berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari audiovisual itu.

Kelemahan audio visual adalah terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut. Sehingga peran kreativitas guru untuk mengolah perhatian peserta didik yang telah dirangsang oleh media audio visual sangatlah penting. Guru harus bisa mengaitkan materi yang dibahas melalui media audio visual dengan kegiatan yang menarik, misalkan mempraktekkan atau belajar secara kelompok, maupun praktek di luar kelas. Sehingga motivasi ataupun perhatian peserta didik yang telah timbul dengan rangsangan media audio visual tidak sia-sia.

E. Pengertian dan Manfaat dari “Whiteboard Animation” dalam Proses Pembelajaran

Dari pemaparan pada poin-poin sebelumnya, dapat kita ketahui apa yang dimaksud dengan media audio visual, bentuk-bentuknya, karakteristik dan jenis, serta kelebihan dan kekurangan dari media audio visual. Pada poin ini akan dibahas mengenai apa yang dimaksud dengan “Whiteboard Animation” beserta manfaat-manfaatnya.

1. Pengertian “Whiteboard Animation”

Dalam wikipedia disebutkan bahwa: “Video Scribe is software for creating whiteboard animations automatically. It was launched in 2012 by UK company Sparkol. By October 2013 it had more than 100,000 users”. Arti dari pernyataan di atas adalah “Videoscribe adalah software yang bisa kita gunakan dalam membuat design animasi berlatar putih dengan sangat mudah. Software ini dikembangkan pada tahun 2012 oleh sparkol ( Salah satu perusahaan yang ada di Inggris ). Dan tepat setahun setelah dirilis dan dipublikasikan, software ini sudah mempunyai pengguna sebesar 100.000 orang lebih”.

Lebih lanjut lagi, wikipedia menyatakan “Whiteboard animation is a process where a creative story and storyboard with pictures is drawn on a whiteboard (or something that resembles a whiteboard) by artists who record themselves in the process of their artwork. “Whiteboard Animation” adalah suatu proses dimana sebuah cerita kreatif dan cuplikan-cuplikan gambar yang di gambarkan pada sebuah papan tulis atau benda lainnya yang menyerupai papan tulis oleh seorang penyusun yang merekam dirinya sendiri dalam proses penyusunan kreativitasnya. 

Whiteboard animation adalah media komunikasi yang dibuat oleh si pengirim kepada penerima tanda melalui simbol-simbol yang ada di whiteboard animation. Dengan adanya simbol-simbol seperti kata-kata, kalimat disertai gambar dan audiovisual akan membantu penerima tanda dengan mudah memahami apa yang hendak dipesankan oleh pengirim. 

2. Manfaat-Manfaat dari “Whiteboard Animation”

“Whiteboard Animation” yang dioperasikan dalam Sparkol Videoscribe adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat sebuah video dengan animasi tulis tangan. Di dalam aplikasi ini terdapat banyak animasi keren dan unik, sehingga akan membuat peserta didik lebih suka dan terhibur dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya software ini, para guru akan mendapatkan manfaat-manfaat sebagai berikut:

a. Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi-materi pembelajaran dengan cara yang lebih menarik.

b. Menghindari guru dari metode ceramah dalam penyampaian materi. 

c. Dapat memfasilitasi berbagai jenis cara belajar anak.

d. Peserta didik akan lebih antusias mengikuti pembelajaran dengan penyajian video animasi.

e. Bagian penting dari antusiasme peserta didik adalah guru akan lebih mudah mengajak peserta didik terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang menyertainya.

f. Video yang telah dibuat oleh guru dapat diunggah ke youtube, sehingga guru-guru dapat saling berbagi karya video animasi pembelajarannya.

F. Cara Mengoperasikan “Whiteboard Animation”

Setelah pada poin-poin sebelumnya penulis menjelaskan pengertian dan kegunaan “Whiteboard Animation” menggunakan Sparkol Videosribe, pada poin ini penulis akan menjelaskan langkah-langkah bagaimana cara mengoperasikan atau menggunakan Sparkol Videosribe tersebut. Pertama, para guru harus menginstal aplikasi Sparkol Videosribe pada laptop maupun PC. Kedua, jalankan aplikasi sparkol lakukan login dengan email anda, dan pastikan email anda aktif kemudian klik start scribing yang terletak disebelah kiri bawah. Setelah berhasil masuk, maka akan muncul bagan kerja awal dari lembar kerja aktif sparkol. Kemudian, untuk menghilangkan tulisan yang ada pada lembar kerja tersebut, cukup lakukan klik secara sembarang, maka tulisan itu akan hilang dengan sendirinya.

Didalam sparkol terdapat beberapa menu, dimana masing-masing dari menu tersebut memiliki fungsi tersendiri. Yang pertama, ada menu yang mirip dengan gambar pensil yang terletak di pojok kiri atas, didalam menu tersebut berisi sub menu didalamnya antara lain Favotite, Computer, Library, Dropbox, dan wrb URL. Menu bergambar pensil ini digunakan untuk menambahkan gambar yang sudah ada di komputer anda untuk dimasukan kedalam project anda.

Selanjutnya disebelah menu bergambar pensil, terdapat menu yang menyerupai huruf T besar. Menu tersebut digunakan untuk menginput kata atau teks yang ingin kita masukan. Atau bisa dibilang itu adalah lembar kerja dari sparkol itu sendiri. Setelah itu terdapat menu yang menyerupai gambar nada. Menu tersebut digunakan untuk memasukan musik yang ingin anda gunakan. Namun perlu diketahui bahwa sparkol sendiri juga memiliki musik original yang cukup mumpuni untuk anda gunakan didalam project anda.

Selain itu ada juga menu recorder, dimana menu tersebut digunakan untuk menginput rekaman atau musik suara rekaman untuk dimasukan ke dalam project yang akan kita buat. Dan yang terakhir ada Menu Setting (Pengaturan). Didalam menu ini terdapat fitur-fitur yang cukup mendukung untuk kerja kita. Jadi, fungsi dari menu ini ialah untuk mengganti animasi tangan bergerak dan juga paper atau lembar kerja kita. Apabila kita ingin menyimpan sebuah video yang telah kita buat, cukup lakukan klik Create and Share this Video pada bagian kanan atas jendela kerja sparkol. Hasil karya para guru juga dapat diunggah ke youtube setelah terlebih dahulu membuat akun youtube.




KESIMPULAN

Dari paparan makalah di atas, dapat penulis simpulkan bahwa Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap, pembelajaran menggunakan audio visual sangat bermanfaat karena bisa menunjang peserta didik untuk belajar dan mengetahui pendidikan lebih luas lagi.

Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara lain,memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dan kelemahan pada media audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya.

Media sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan meskipun banyak kekurangan yang ada didalamnya. Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih media mana yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan disampaikan, situasi kelas dan sarana pra sarana.

Dalam hal ini penulis menyarankan “Whiteboard Animation” melalui aplikasi Sparkol Videosribe, yang sesuai pengalaman penulis sangat mudah dioperasikan serta mempunyai tampilan menarik dan atraktif. Hal tersebut akan mendukung kegiatan persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Melihat perkembangan sekarang, dimana dalam keseharian peserta didik, mereka sudah begitu lekat dengan handphone android yang salah satu kegiatan mereka menonton video. Sehingga pembelajaran yang menggunakan “Whiteboard Animation” melalui aplikasi Sparkol Videosribe diharapkan mampu menarik perhatian peserta didik yang pada akhirnya memunculkan minat untuk belajar.


DAFTAR PUSTAKA

http://jhanuarpratama.blogspot.co.id/2016/06/media-pembelajaran-audio-visual-kajian.html

Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Mahammad, hamid. 2005. Ilmu Pengetahuan Sosial-Geografi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasiona

https://en.wikipedia.org/wiki/Whiteboard_animation


Filsafat Konstruktivisme Tentang Pendidikan

Filsafat Konstruktivisme Tentang Pendidikan



1.  Hakikat Pendidikan Menurut Aliran Filsafat Konstruktivisme

Teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa untuk mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna.

Teori ini mencerminkan siswa memiliki kebebasan berpikir yang bersifat eklektik, artinya siswa dapat memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan belajar dapat tercapai.

2. Tujuan Umum Pendidikan Menurut Aliran Filsafat Konstruktivisme

Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya. Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.

3. Hakikat Guru Menurut Aliran Filsafat Konstruktivisme

Dalam pembelajaran konstruktivis menurut Suparno (1997:16) menyatakan bahwa peran guru atau pendidik dalam aliran konstruktivisme ini adalah sebagai fasilitator dan mediator yang tugasnya memotivasi dan membantu siswa untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengetahuannya. Selain itu guru juga berkewajiban untuk mengevaluasi gagasan-gagasan siswa itu, sesuaikah dengan gagasan para ahli atau tidak.

Menurut prinsip konstruktivis, seorang guru punya peran sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Maka tekanan diletakkan pada siswa yang belajar dan bukan pada disiplin ataupun guru yang mengajar. Fungsi sebagai mediator dan fasilitator ini dapat dijabarkan dalam beberapa tugas antara lain sebagai berikut:

a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa ikut bertanggung jawab dalam membuat design, proses, dan penelitian. Maka jelas memberi pelajaran atau model ceramah bukanlah tugas utama seorang guru.

b. Guru menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingin-tahuan siswa, membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan mereka dan mengkomunikasikan ide ilmiahnya (Watt & Pope, 1989). Menyediakan sarana yang merangsang berpikir siswa secara produktif dan mendukung pengalaman belajar siswa.

c. Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa itu jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru membantu dalam mengevaluasi hipotesa dan kesimpulan siswa. Disini guru perlu mengerti mereka sudah pada taraf mana?

Guru perlu belajar mengerti cara berpikir siswa, sehingga dapat membantu memodifikasikannya. Baik dilihat bagaimana jalan berpikir mereka itu terhadap persoalan yang ada. Tanyakan kepada mereka bagaimana mereka mendapatkan jawaban itu. Ini cara yang baik untuk menemukan pemikiran mereka dan membuka jalan untuk menjelaskan mengapa suatu jawaban tidak jalan untuk keadaan tertentu (Von Glasersfeld, 1989).

d. Dalam sistem konstruktivis guru dituntut penguasaan bahan yang luas dan mendalam. Guru perlu mempunyai pandangan yang sangat luas mengenai pengetahuan dari bahan yang mau diajarkan. Pengetahuan yang luas dan mendalam akan memungkinkan seorang guru menerima pandangan dan gagasan siswa yang berbeda dan juga memungkinkan untuk menunjukkan apakah gagasan siswa itu jalan atau tidak. Penguasaan bahan memungkinkan seorang guru mengerti macam-macam jalan dan model untuk sampai kepada suatu pemecahan persoalan, dan tidak terpaku kepada satu model.

Tanggung jawab seorang guru adalah menyediakan dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin untuk belajar secara aktif dimana peran siswa bisa menciptakan, membangun, mendiskusikan/ membandingkan, bekerjasama, dan melakukan eksplorasi eksperimentasi (Setyosari, Herianto, Effendi, Sukadi,1996). Tugas guru hanyalah mengamati atau mengobservasi, menilai, dan menunjukkan hal-hal yang perlu dilakukan siswa.




4. Hakikat Murid Menurut Aliran Filsafat Konstruktivisme

Para siswa menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui tingkatan atau interaksi dengan dunia. Siswa tidak lagi diposisikan bagaikan bejana kosong yang siap diisi. Dengan sikap pasrah siswa disiapkan untuk dijejali informasi oleh gurunya. Atau siswa dikondisikan sedemikian rupa untuk menerima pengetahuan dari gurunya. Siswa kini diposisikan sebagai mitra belajar guru. Guru bukan satu-satunya pusat informasi dan yang paling tahu. Guru hanya salah satu sumber belajar atau sumber informasi. Sedangkan sumber belajar yang lain bisa teman sebaya, ratorium, televisi, koran dan internet.

Siswa diberikan kebebasan untuk mencari arti sendiri dari apa yang mereka pelajari. Ini merupakan proses menyesuaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran mereka dan siswa bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Mereka membawa pengertian yang lama dalam situasi belajar yang baru. Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya dengan cara mencari makna, membandingkannya dengan apa yang telah ia ketahui dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru.

5. Hakikat Pembelajaran Menurut Aliran Filsafat Konstruktivisme

Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksikan arti sebuah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Proses tersebut antara lain bercirikan sebagai berikut:

a. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.

b. Konstruksi arti adalah proses yang terus menerus. Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.

c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan merupakan perkembangan itu sendiri (Fosnot, 1996), suatu perkembangan yang menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang.

d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut situasi ketidakseimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.

e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik dan lingkungan.

f. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui pelajar konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari (Paul Suparno 2001:61).


Minggu, 25 Februari 2024

Penuh Semangat Dirikan Tiang Bendera

 PENGGALANG MINJUL.ANG DIRIKAN TIANG BENDERA

Kak Ihsan
Minjulang Post,
Sabtu pagi itu tanggal, 24 Pebruari 2024, suasana halaman utama MIN 7 Magelang nampak tak lazim. Hal itu dikarenakan hampir semua siswa siswi keluar kelas dengan berseragam Pramuka lengkap berkumpul untuk mengikuti kegiatan Upacara Pramuka. 
Perlu dikertahui, bahwa pagi itu adalah Upacara pembukaan latihan Pramuka Penggalang MIN 7 Magelang untuk yang perdana.


Kegiatan diawali dengan upacara bendera dengan posisi barisan membentuk angka "RE". Dengan sigap, para petugas upacara yang notabene adalah siswa siswi sendiri dapat mengawal pelaksanaan upacara pembukaan tersebut. 
Dalam sambutan singkatnya, Kak Ihsan yang merupakan pembina utama Gudep MIN 7 Magelang ini menyampaikan, "ini adalah latihan perdana dan diikuti oleh sejumlah regu Pa dan Pi, lathan ini dipersiapkan unuk menuju acara perkemahan Sabtu Minggu, yang akan dilaksanakan pada kisaran bulan Juni". Semetara itu "kegiatan hari ini adalah latihan membuat tiang bendera dari tongkat dan tali, diharapkan semua anggota regu mampu membuat tiang bendera sesuai standarnya', pungkasnya.



Di bawah terik matahari siang itu, tidak menyurutkan semua anggota regu penggalang untuk bahu membahu membuat tiang bendera dengan tongkat mereka. Dan pada akhir sessi acara, berfoto bersama di dekat masing-masing tiang bendera hasil kerja regu mereka.
Semoga semua anggota pramuka kita senantiasa semangat dan tekun dalam mempelajari ilmu-ilmu Kepanduan Indonesia, aamiin
Salam Pramuka ....

Dokumentasi kegiatan 










nash@2024