Senin, 04 Maret 2024
Mengelola Keteraturan Suasana Kelas
Tarbiyah Ta'lim Ta'dib
1. Tarbiyah
Istilah tarbiyah menurut pendukungnya berakar pada tiga kata. Pertama, kata raba-yarbu yang berarti bertambah dan tumbuh. Kedua, kata rabba-rabiya-yarba yang berarti tumbuh dan berkembang. Ketiga, kata rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara. Kata al-Rab yang mempunyai akar kata yang sama dengan kata tarbiyah berarti menumbuhkan atau membuat sesuatu menjadi sempurna secara berangsur-angsur.
Makna dasar istilah-istilah tersebut (rab, rabiya dan rabba) tidak secara alami mengandung unsur-unsur esensial pengetahuan, inteligensi dan kebijakan, yang pada hakikatnya merupakan unsur- unsur pendidikan sebenarnya. Menurut al-Jauhari kata tarbiyah dan beberapa bentuk lainnya sebagaimana diriwayatkan oleh al-Asma'i berarti memberi makan, memelihara, mengasuh; yakni dari kata ghadza-yaghdzu. Makna ini mengacu kepada segala sesuatu yang tumbuh seperti anak-anak, tanaman, dan sebagainya.8 Pada dasarnya memang tarbiyah berarti mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memlihara membuat, menjadikan bertambah dalam pertumbuhan, membesarkan, memproduksi hasil-hasil yang sudah matang dan menjinakkan. Penerapannya dalam bahasa Arab tidak hanya terbatas pada manusia saja, tetapi meluas kepada spesies-spesies lain dan medan-medan sematik lainnya, untuk mineral, tumbuh- tumbuhan dan hewan9. Karena tarbiyah sebagai sebuah istilah dan konsep yang dapat diterapkan untuk berbagai spesies, maka menurut Naquib al-Attas, ia tidak cukup cocok untuk menunjukkkan pendidikan dalam arti Islam yang dimaksudkan hanya untuk manusia saja.
Senin, 26 Februari 2024
WHITEBOARD ANIMATION SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL
PEMANFAATAN WHITEBOARD ANIMATION SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program pendidikan di Indonesia yang diwakilkan dengan kurikulum yang telah beberapa kali mengalami perubahan. Pada tahun belakangan ini, hampir semua sekolah, khususnya Sekolah Dasar di Kota Singkawang sudah menerapkan kurikulum 2013, yang diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran yang lebih berkualitas. Akan tetapi perubahan kurikulum serta program pembelajaran seakan-akan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran berlangsung, suasana kelas nampak tegang dan membosankan. Guru sibuk menyampaikan materi tanpa mau tahu tentang siswanya paham atau tidak. “Paham tidak paham asal materi habis dan urusan menjadi beres”. Kebanyakan guru dalam mendidik selalu monoton atau tidak melakukan variasi-variasi. Banyak guru-guru yang “Gagap Teknologi” sehingga kurang mampu menggunakan media dalam proses pembelajaran.
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran yang dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran. Fungsi media pendidikan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya sekedar alat peraga bagi guru, melainkan pembawa pesan-pesan informasi dan pesan-pesan pembelajaran yang dibutuhkan peserta didik.
Apabila guru dengan kreativitasnya mau mengembangkan kualitas pembelajarannya, internet sebagai penghubung teknologi informasi di seluruh dunia telah memberikan beberapa solusi dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui internet, guru dapat mengetahui bahwa pada saat ini banyak bermunculan pendidikan yang variatif karena pendidikan diperkaya dengan alat dan media yang serba canggih. Agaknya kemajuan teknologi yang dialami oleh dunia pun mempengaruhi pendidikan. Tidak sedikit pendidikan yang memanfatkan media elektronik dalam proses belajar mengajar. Ada yang memanfaatkan media dari segi pendengarannya saja atau lebih akrab disebut audio, ada pula yang memanfaatkan untuk melatih dan menarik pandangan siswa disebut visual, dan adapula yang memanfaatkan keduanya yakni media audiovisual. Penulis mengerucutkan pembahasan hanya pada media yang merangsang pendengaran dan penglihatan yakni media audiovisual.
Khusus media audiovisual, ada sebuah program atau aplikasi yang menarik perhatian penulis sebagai guru, yaitu “whiteboard animation” yang menawarkan program video animasi bergerak pada papan tulis. Aplikasi ini diharapkan mampu menarik perhatian sekaligus memfasilitasi tipe-tipe belajar peserta didik.
PEMBAHASAN
A. Pengertian audio visual
Media audiovisual adalah media yang mampu merangsang indra penglihatan dan indra pendengaran secara bersama-sama, karena media ini mempunyai unsur suara dan unsur gambar (Djamarah, 2006: 124). Media audiovisual adalah media yang bersifat dapat didengar dan dilihat (Soendojo Dirdjosoemarto, 2000: 19).
Media Pembelajaran Audiovisual adalah satu unit media pembelajaran elektronik yang secara bersama-sama menampilkan auditif (pendengaran ) dan visual ( penglihatan ) sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan – bahan pelajaran yang disampaikan guru kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar, sehingga bahan-bahan Audio-Visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
B. Bentuk-bentuk Media Audio Visual
Berbicara mengenai bentuk media, Djamarah (2006: 125) menyatakan bahwa media memiliki bentuk yang bervariasi, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya. Media audio visual diklasifikasikan menjadi delapan kelas, antara lain :
1. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
2. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.
3. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.
4. Media visual gerak contoh, film bisu
5. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya
6. Media seni gerak
7. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
8. Media cetak contoh, televisi
C. Karakteristik Media Audio- Visual & Jenis-jenisnya
Sebagai media pembelajaran dalam pendidikan dan pengajaran, media audiovisual mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi
2. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian
3. Kemampuan untuk meningkatkan transfer (pengalihan) belajar.
4. Kemampuan untuk memberikan penguatan (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai
Kemampuan untuk meningkatkan retensi (ingatan).
Lebih lanjut Djamarah (2006: 125) menyatakan bahwa karakteristik media Audio-Visual adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua yaitu media audio dan visual.
Media Audio-Visual terdiri atas :
1. Audiovisual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti :
a. Film bingkai suara (sound slide)
b. Film Rangkai bersuara (Film Strip)
c. Halaman bersuara
2. Audiovisual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti :
a. Film suara
b. Video / VCD
c. Film Televisi
d. Film Gelang (Loop Film)
D. Kelebihan & Kelemahan Media Audio-Visual
Beberapa Kelebihan atau kegunaan media Audio-Visual pembelajaran sama dengan pengajaran Audio & visual yaitu:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka)
2. Mengatasi perbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
a. Objek yang terlalu besar digantikan dengan realitas, gambar, film bingkai, film atau model.
b. Obyek yang kecil dibantu dengan proyektor micro, film bingkai, film atau gambar.
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat dapat dibantu dengan tame lapse atau high speed photografi.
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,video, film bingkai, foto maupun secara verbal
e. Obyek yang terlalu kompleks (mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dll.
f. Konsep yang terlalu luas (gunung ber api, gempa bumi, iklim dll) dapat divisualkan dalam bentuk film,film bingkai, gambar,dll.
Menurut Oemar Hamalik sebagaimana yang dikutif oleh Asnawir menyatakan bahwa audio visual yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dapat menarik siswa
2. Benar dan autentik
3. Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan
4. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar
5. Kesatuan dan sequence nya cukup teratur
6. Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.
Adapun langkah-langkah pemanfaatan audio visual dalam proses pembelajaran hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Audiovisual harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan audio dengan tujuan pembelajaran. audiovisual untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep. Seperti konsep jujur, sabar, demokrasi dan lain-lain. audiovisual untuk tujuan psikomotorik dapat digunakan untuk memerlihatkan contoh suatu keterampilan yang harus ditiru. Misalnya keterampilan gerak karena media ini mampu untuk memperjelas gerak dan memperlambat atau mempercepatnya. audiovisual paling tepat bila digunakan untuk mempengaruhi sikap emosi.
2. Guru harus mengenal audiovisual yang tersedia dan terleih dahulu melihatnya untuk mengetahui manfaatnya bagi pelajaran.
3. Sesudah audiovisual dipertunjukkan perlu diadakan diskusi, yang juga perlu disiapkan sebelumnya.
4. Adakalanya audiovisual tertentu dapat diputar dua kali atau lebih untuk memperhatikan bagian-bagian tertentu.
5. Sesudah itu dapat di test berapa banyakkah yang dapat mereka tangkap dari audiovisual itu.
Kelemahan audio visual adalah terlalu menekankan pentingnya materi ketimbang proses pengembangan materi tersebut. Sehingga peran kreativitas guru untuk mengolah perhatian peserta didik yang telah dirangsang oleh media audio visual sangatlah penting. Guru harus bisa mengaitkan materi yang dibahas melalui media audio visual dengan kegiatan yang menarik, misalkan mempraktekkan atau belajar secara kelompok, maupun praktek di luar kelas. Sehingga motivasi ataupun perhatian peserta didik yang telah timbul dengan rangsangan media audio visual tidak sia-sia.
E. Pengertian dan Manfaat dari “Whiteboard Animation” dalam Proses Pembelajaran
Dari pemaparan pada poin-poin sebelumnya, dapat kita ketahui apa yang dimaksud dengan media audio visual, bentuk-bentuknya, karakteristik dan jenis, serta kelebihan dan kekurangan dari media audio visual. Pada poin ini akan dibahas mengenai apa yang dimaksud dengan “Whiteboard Animation” beserta manfaat-manfaatnya.
1. Pengertian “Whiteboard Animation”
Dalam wikipedia disebutkan bahwa: “Video Scribe is software for creating whiteboard animations automatically. It was launched in 2012 by UK company Sparkol. By October 2013 it had more than 100,000 users”. Arti dari pernyataan di atas adalah “Videoscribe adalah software yang bisa kita gunakan dalam membuat design animasi berlatar putih dengan sangat mudah. Software ini dikembangkan pada tahun 2012 oleh sparkol ( Salah satu perusahaan yang ada di Inggris ). Dan tepat setahun setelah dirilis dan dipublikasikan, software ini sudah mempunyai pengguna sebesar 100.000 orang lebih”.
Lebih lanjut lagi, wikipedia menyatakan “Whiteboard animation is a process where a creative story and storyboard with pictures is drawn on a whiteboard (or something that resembles a whiteboard) by artists who record themselves in the process of their artwork. “Whiteboard Animation” adalah suatu proses dimana sebuah cerita kreatif dan cuplikan-cuplikan gambar yang di gambarkan pada sebuah papan tulis atau benda lainnya yang menyerupai papan tulis oleh seorang penyusun yang merekam dirinya sendiri dalam proses penyusunan kreativitasnya.
Whiteboard animation adalah media komunikasi yang dibuat oleh si pengirim kepada penerima tanda melalui simbol-simbol yang ada di whiteboard animation. Dengan adanya simbol-simbol seperti kata-kata, kalimat disertai gambar dan audiovisual akan membantu penerima tanda dengan mudah memahami apa yang hendak dipesankan oleh pengirim.
2. Manfaat-Manfaat dari “Whiteboard Animation”
“Whiteboard Animation” yang dioperasikan dalam Sparkol Videoscribe adalah aplikasi yang digunakan untuk membuat sebuah video dengan animasi tulis tangan. Di dalam aplikasi ini terdapat banyak animasi keren dan unik, sehingga akan membuat peserta didik lebih suka dan terhibur dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya software ini, para guru akan mendapatkan manfaat-manfaat sebagai berikut:
a. Guru lebih mudah dalam menyampaikan materi-materi pembelajaran dengan cara yang lebih menarik.
b. Menghindari guru dari metode ceramah dalam penyampaian materi.
c. Dapat memfasilitasi berbagai jenis cara belajar anak.
d. Peserta didik akan lebih antusias mengikuti pembelajaran dengan penyajian video animasi.
e. Bagian penting dari antusiasme peserta didik adalah guru akan lebih mudah mengajak peserta didik terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang menyertainya.
f. Video yang telah dibuat oleh guru dapat diunggah ke youtube, sehingga guru-guru dapat saling berbagi karya video animasi pembelajarannya.
F. Cara Mengoperasikan “Whiteboard Animation”
Setelah pada poin-poin sebelumnya penulis menjelaskan pengertian dan kegunaan “Whiteboard Animation” menggunakan Sparkol Videosribe, pada poin ini penulis akan menjelaskan langkah-langkah bagaimana cara mengoperasikan atau menggunakan Sparkol Videosribe tersebut. Pertama, para guru harus menginstal aplikasi Sparkol Videosribe pada laptop maupun PC. Kedua, jalankan aplikasi sparkol lakukan login dengan email anda, dan pastikan email anda aktif kemudian klik start scribing yang terletak disebelah kiri bawah. Setelah berhasil masuk, maka akan muncul bagan kerja awal dari lembar kerja aktif sparkol. Kemudian, untuk menghilangkan tulisan yang ada pada lembar kerja tersebut, cukup lakukan klik secara sembarang, maka tulisan itu akan hilang dengan sendirinya.
Didalam sparkol terdapat beberapa menu, dimana masing-masing dari menu tersebut memiliki fungsi tersendiri. Yang pertama, ada menu yang mirip dengan gambar pensil yang terletak di pojok kiri atas, didalam menu tersebut berisi sub menu didalamnya antara lain Favotite, Computer, Library, Dropbox, dan wrb URL. Menu bergambar pensil ini digunakan untuk menambahkan gambar yang sudah ada di komputer anda untuk dimasukan kedalam project anda.
Selanjutnya disebelah menu bergambar pensil, terdapat menu yang menyerupai huruf T besar. Menu tersebut digunakan untuk menginput kata atau teks yang ingin kita masukan. Atau bisa dibilang itu adalah lembar kerja dari sparkol itu sendiri. Setelah itu terdapat menu yang menyerupai gambar nada. Menu tersebut digunakan untuk memasukan musik yang ingin anda gunakan. Namun perlu diketahui bahwa sparkol sendiri juga memiliki musik original yang cukup mumpuni untuk anda gunakan didalam project anda.
Selain itu ada juga menu recorder, dimana menu tersebut digunakan untuk menginput rekaman atau musik suara rekaman untuk dimasukan ke dalam project yang akan kita buat. Dan yang terakhir ada Menu Setting (Pengaturan). Didalam menu ini terdapat fitur-fitur yang cukup mendukung untuk kerja kita. Jadi, fungsi dari menu ini ialah untuk mengganti animasi tangan bergerak dan juga paper atau lembar kerja kita. Apabila kita ingin menyimpan sebuah video yang telah kita buat, cukup lakukan klik Create and Share this Video pada bagian kanan atas jendela kerja sparkol. Hasil karya para guru juga dapat diunggah ke youtube setelah terlebih dahulu membuat akun youtube.
KESIMPULAN
Dari paparan makalah di atas, dapat penulis simpulkan bahwa Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap, pembelajaran menggunakan audio visual sangat bermanfaat karena bisa menunjang peserta didik untuk belajar dan mengetahui pendidikan lebih luas lagi.
Setiap media pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan yang antara lain,memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dan kelemahan pada media audio visual adalah terlalu menekankan pada penguasaan materi dari pada proses pengembangannya.
Media sebenarnya akan sangat membantu dalam mewujudkan tujuan pendidikan meskipun banyak kekurangan yang ada didalamnya. Maka diharapkan kekreatifitasan guru dalam memilih media mana yang lebih cocok untuk diterapkan dalam kelas. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah materi yang akan disampaikan, situasi kelas dan sarana pra sarana.
Dalam hal ini penulis menyarankan “Whiteboard Animation” melalui aplikasi Sparkol Videosribe, yang sesuai pengalaman penulis sangat mudah dioperasikan serta mempunyai tampilan menarik dan atraktif. Hal tersebut akan mendukung kegiatan persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Melihat perkembangan sekarang, dimana dalam keseharian peserta didik, mereka sudah begitu lekat dengan handphone android yang salah satu kegiatan mereka menonton video. Sehingga pembelajaran yang menggunakan “Whiteboard Animation” melalui aplikasi Sparkol Videosribe diharapkan mampu menarik perhatian peserta didik yang pada akhirnya memunculkan minat untuk belajar.
DAFTAR PUSTAKA
http://jhanuarpratama.blogspot.co.id/2016/06/media-pembelajaran-audio-visual-kajian.html
• Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
• Mahammad, hamid. 2005. Ilmu Pengetahuan Sosial-Geografi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasiona
https://en.wikipedia.org/wiki/Whiteboard_animation
Filsafat Konstruktivisme Tentang Pendidikan
Filsafat Konstruktivisme Tentang Pendidikan
1. Hakikat Pendidikan Menurut Aliran Filsafat Konstruktivisme
Teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, pengertian baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa untuk mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna.
Teori ini mencerminkan siswa memiliki kebebasan berpikir yang bersifat eklektik, artinya siswa dapat memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan belajar dapat tercapai.
2. Tujuan Umum Pendidikan Menurut Aliran Filsafat Konstruktivisme
Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan diperoleh melalui proses aktif individu mengkonstruksi arti dari suatu teks, pengalaman fisik, dialog, dan lain-lain melalui asimilasi pengalaman baru dengan pengertian yang telah dimiliki seseorang. Tujuan pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk menyelesaikan persoalan hidupnya. Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Teori pendidikan bertujuan menghasilkan pemikiran tentang kebijakan dan prinsip-rinsip pendidikan yang didasari oleh filsafat pendidikan. Praktik pendidikan atau proses pendidikan menerapkan serangkaian kegiatan berupa implementasi kurikulum dan interaksi antara guru dengan peserta didik guna mencapai tujuan pendidikan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori-teori pendidikan. Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.
3. Hakikat Guru Menurut Aliran Filsafat Konstruktivisme
Dalam pembelajaran konstruktivis menurut Suparno (1997:16) menyatakan bahwa peran guru atau pendidik dalam aliran konstruktivisme ini adalah sebagai fasilitator dan mediator yang tugasnya memotivasi dan membantu siswa untuk mau belajar sendiri dan merumuskan pengetahuannya. Selain itu guru juga berkewajiban untuk mengevaluasi gagasan-gagasan siswa itu, sesuaikah dengan gagasan para ahli atau tidak.
Menurut prinsip konstruktivis, seorang guru punya peran sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Maka tekanan diletakkan pada siswa yang belajar dan bukan pada disiplin ataupun guru yang mengajar. Fungsi sebagai mediator dan fasilitator ini dapat dijabarkan dalam beberapa tugas antara lain sebagai berikut:
a. Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa ikut bertanggung jawab dalam membuat design, proses, dan penelitian. Maka jelas memberi pelajaran atau model ceramah bukanlah tugas utama seorang guru.
b. Guru menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang keingin-tahuan siswa, membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan mereka dan mengkomunikasikan ide ilmiahnya (Watt & Pope, 1989). Menyediakan sarana yang merangsang berpikir siswa secara produktif dan mendukung pengalaman belajar siswa.
c. Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa itu jalan atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru membantu dalam mengevaluasi hipotesa dan kesimpulan siswa. Disini guru perlu mengerti mereka sudah pada taraf mana?
Guru perlu belajar mengerti cara berpikir siswa, sehingga dapat membantu memodifikasikannya. Baik dilihat bagaimana jalan berpikir mereka itu terhadap persoalan yang ada. Tanyakan kepada mereka bagaimana mereka mendapatkan jawaban itu. Ini cara yang baik untuk menemukan pemikiran mereka dan membuka jalan untuk menjelaskan mengapa suatu jawaban tidak jalan untuk keadaan tertentu (Von Glasersfeld, 1989).
d. Dalam sistem konstruktivis guru dituntut penguasaan bahan yang luas dan mendalam. Guru perlu mempunyai pandangan yang sangat luas mengenai pengetahuan dari bahan yang mau diajarkan. Pengetahuan yang luas dan mendalam akan memungkinkan seorang guru menerima pandangan dan gagasan siswa yang berbeda dan juga memungkinkan untuk menunjukkan apakah gagasan siswa itu jalan atau tidak. Penguasaan bahan memungkinkan seorang guru mengerti macam-macam jalan dan model untuk sampai kepada suatu pemecahan persoalan, dan tidak terpaku kepada satu model.
Tanggung jawab seorang guru adalah menyediakan dan memberikan kesempatan sebanyak mungkin untuk belajar secara aktif dimana peran siswa bisa menciptakan, membangun, mendiskusikan/ membandingkan, bekerjasama, dan melakukan eksplorasi eksperimentasi (Setyosari, Herianto, Effendi, Sukadi,1996). Tugas guru hanyalah mengamati atau mengobservasi, menilai, dan menunjukkan hal-hal yang perlu dilakukan siswa.
4. Hakikat Murid Menurut Aliran Filsafat Konstruktivisme
Para siswa menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui tingkatan atau interaksi dengan dunia. Siswa tidak lagi diposisikan bagaikan bejana kosong yang siap diisi. Dengan sikap pasrah siswa disiapkan untuk dijejali informasi oleh gurunya. Atau siswa dikondisikan sedemikian rupa untuk menerima pengetahuan dari gurunya. Siswa kini diposisikan sebagai mitra belajar guru. Guru bukan satu-satunya pusat informasi dan yang paling tahu. Guru hanya salah satu sumber belajar atau sumber informasi. Sedangkan sumber belajar yang lain bisa teman sebaya, ratorium, televisi, koran dan internet.
Siswa diberikan kebebasan untuk mencari arti sendiri dari apa yang mereka pelajari. Ini merupakan proses menyesuaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dalam pikiran mereka dan siswa bertanggung jawab atas hasil belajarnya. Mereka membawa pengertian yang lama dalam situasi belajar yang baru. Mereka sendiri yang membuat penalaran atas apa yang dipelajarinya dengan cara mencari makna, membandingkannya dengan apa yang telah ia ketahui dengan apa yang ia perlukan dalam pengalaman yang baru.
5. Hakikat Pembelajaran Menurut Aliran Filsafat Konstruktivisme
Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif pelajar mengkonstruksikan arti sebuah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Proses tersebut antara lain bercirikan sebagai berikut:
a. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
b. Konstruksi arti adalah proses yang terus menerus. Setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil perkembangan, melainkan merupakan perkembangan itu sendiri (Fosnot, 1996), suatu perkembangan yang menuntut penemuan dan pengaturan kembali pemikiran seseorang.
d. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut situasi ketidakseimbangan (disequilibrium) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar.
e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik dan lingkungan.
f. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui pelajar konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari (Paul Suparno 2001:61).
Jumat, 23 Februari 2024
KH Saleh Lateng Banyuwangi, Pejuang Senyap Revolusi
Oleh Munawir Aziz Jaringan ulama santri berperan penting untuk menjemput sekaligus menegakkan kemerdekaan. Para kiai dan santri menjadi tulang punggung perjuangan melawan kolonial, sejak pasca Walisongo hingga 1945.
Bisa Dicek juga di Wikipedia berikut
Kiai-kiai di pesantren mengabdikan diri untuk mendidik santri, membentuk jaringan antar pesantren, sekaligus mengobarkan semangat untuk berjuang mengawal kemerdekaan. Inilah peran penting kiai-santri yang harus dicatat oleh sejarah bangsa Indonesia. Namun, sayang sekali tidak banyak catatan sejarah yang menarasikan perjuangan santri. Sejarawan lebih senang menyisir perjuangan jaringan militer pada masa kemerdekaan. Padahal, jaringan militer pada kiai-santri telah terbentuk sejak masa Dipanegara, yang berhasil mengobarkan semangat untuk berjuang pada masa Perang Jawa (1825-1830). Meski pada akhirnya kalah, namun semangat juang dan jaringan santri-kiai tidak padam, justru semakin kuat dengan membentuk koneksi di penjuru nusantara. Perjuangan pada masa revolusi kemerdekaan menjadi buktinya (Bizawie, 2014; 2016).
Pada ujung abad 19 dan paruh pertama abad 20, kisah Kiai Saleh Lateng Banyuwangi layak disimak sebagai cermin sejarah, sebagai kaca benggala dalam memaknai perjuangan kaum pesantren. Siapa sebenarnya Kiai Saleh Lateng? Bagaimana perjuangannya dalam mengawal kemerdekaan dan mengabdi untuk negeri? Kiai Saleh lahir di Kota Mandar, Banyuwangi, pada Ahad, 6 Ramadhan 1278 H/ 07 Maret 1862. Ia memiliki nama kecil Ki Agus Muhammad Saleh. Ayahnya bernama Ki Agus Abdul Hadi, sedangkan Ibunya bernama Aisyah. Kiai Saleh memiliki jalur nasab hingga Raja Palembang. Bagaimana kisahnya keluarga Kiai Saleh mendarat di Banyuwangi? Pada sekitar awal abad 19, Kerajaan Palembang Darussalam telah kehilangan kontrol kekuasaan. Belanda berhasil memegang kendali wilayah kerajaan ini. Raja Palembang, Sultan Najamuddin dibuang ke Aceh, sedangkan kawasan Palembang dikendalikan oleh seorang Residen Belanda. Pada masa genting itu, sebagian besar bangsawan kerajaan Palembang memilih untuk menyingkirkan diri. Situasi yang tidak aman serta kekejaman Belanda menjadikan para keluarga kerajaan berusaha untuk mencari lokasi baru untuk tempat tinggal. Ki Agus Abdurrahman—kakek Kiai Saleh—merupakan bangsawan Kerajaan Palembang yang memilih menyingkirkan keluarganya. Beliau hijrah ke Sumenep di ujung timur Madura. Pada waktu itu, Sumenep masih menjadi basis kerajaan Islam yang sangat kuat, dengan kultur masyarakat setempat yang kental dengan tradisi muslim. Ki Agus Abdurrahman mendapatkan jodoh di Sumenep, menikah dengan Najihah. Pernikahan ini dikaruniai tiga keturunan, namun hanya seorang yang meneruskan perjuangan Ki Agus Abdurrahman dalam berdakwah dan menggeluti ilmu keislaman, yakni Ki Agus Abdul Hadi. Selang beberapa waktu, Ki Agus Abdul Hadi hijrah ke Banyuwangi, di kawasan Tapal Kuda, Jawa Timur. Di kawasan Banyuwangi inilah, Ki Agus Abdul Hadi mendapatkan jodoh bernama Aisyah. Pasangan ini menetap di kawasan Kota Mandar Banyuwangi, hingga melahirkan putra bernama Ki Agus Muhammad Saleh, atau yang terkenal dengan sebutan Kiai Saleh Lateng. Sejak kecil, Ki Agus Muhammad Saleh telah mengaji kepada orang tuanya. Ia mendapat didikan sebagai seorang santri, belajar al-Qur'an dan kajian keislaman dalam tradisi pesantren.
Silsilah Kyai Saleh Lateng |
Pada usia remaja, sekitar usia 15 tahun, Kiai Saleh mengaji di pesantren Kebondalem Surabaya, asuhan Kiai Mas Ahmad. Kemudian, beliau melanjutkan mengaji kepada Syaikhona Khalil di Bangkalan Madura, lalu tabarrukan kepada Tuan Guru Muhammad Said di Jembrana Bali. Selepas mengaji di Jawa, Madura dan Bali, Kiai Saleh kemudian melanjutkan mengaji di Makkah. Ketika belajar di Makkah, Kiai Saleh telah dianggap sebagai rujukan keilmuan, ia mengajar beberapa santri di kota suci dengan menggunakan empat bahasa.
Di ujung abad 19, Syaichona Kholil Bangkalan meminta Kiai Saleh untuk pulang ke tanah air, mengabdikan diri untuk mendidik santri dan berjuang mengawal pergerakan. Kiai Saleh meminta waktu satu tahun untuk menuntaskan mengaji di Hijaz. Pada tahun 1900, pada umur 38 tahun, Kiai Saleh kembali ke kampung halaman, di kawasan Lateng Banyuwangi. Lambat laun, nama Kiai Saleh Lateng menjadi terkenal karena kealiman dan pengabdiannya dalam mendidik para santri. Bupati Banyuwangi, Koesoemonegoro memberikan izin kepada Kiai Saleh Lateng untuk mengajar, sejak 4 Maret 1909. Dari kampung halaman di kawasan Lateng, Kiai Saleh berhasil menebarkan ilmu Islam ke masyarakat di penjuru Banyuwangi dan sekitarnya.
Di ujung abad 19 dan awal abad 20, kawasan Banyuwangi masih diwarnai kekerasan oleh para bromocorah. Banyuwangi merupakan kawasan kerajaan Blambangan, yang menjadi pusat kekuasaan di ujung timur Jawa. Kerajaan Blambangan memiliki peran sentral, yang berkembang bersamaan dengan Majapahit. Selepas Majapahit runtuh, Blambangan menjadi satu-satunya kerajaan di ujung timur Jawa yang mengontrol wilayah di kawasan Banyuwangi, Jember, Lumajang, Bondowoso dan Situbondo. Pada 1743, Raja Pakubuwono II dari Mataram menyerahkan Java Oesthoek (kawasan sebelah timur Malang hingga Banyuwangi) termasuk Blambangan kepada VOC. Namun, justru VOC menelantarkan wilayah ini.
Silsilah sampai Rasulullah |
Pada 1767 pemerintah Kompeni di Batavia (Hoge Regering) baru mengirimkan tentara untuk melakukan kontrol administratif (Margana, 2007; 2012). Kawasan di ujung timur Pulau Jawa ini menjadi tanah pergolakan. Perlawanan warga terhadap tentara penjajah sudah berlangsung lama, hingga menjadi karakter. Bromocorah dan begal berkembang marak, kekerasan menjadi sikap yang tidak bisa dihindari. Sikap keras warga Banyuwangi dengan berbagai macam masalah menjadi keseharian Kiai Saleh Lateng. Bromocorah dan begal mewarnai kehidupan warga kawasan Blambangan, dengan segenap tindakan kriminal yang menyertai. Tantangan Kiai Saleh Lateng tidak hanya bagaimana mengembangkan dakwah islamiyyah, namun juga bagaimana menaklukkan para bromocorah yang mengganggu. Dengan keyakinan diri, bekal ilmu kanuragan dari Syaichona Khalil, serta atas pertolongan Allah, Kiai Saleh Lateng berhasil meredam konflik-konflik dan kekerasan pada warga Banyuwangi. Meredam konflik antar bromocorah bukanlah hal yang mudah, mengingat tindak kekerasan dengan kenekadan tingkat tinggi menjadi bagian dari wajah begal-begal Banyuwangi. Inilah kelebihan Kiai Saleh Lateng, yang mampu menyatukan para begal-bromocorah, hingga akhirnya takluk dan menjadi pengikut Kiai Saleh Lateng. Bahkan, para bromocorah menjadi mengikut setia Kiai Saleh Lateng, dengan belajar mengaji, bela diri hingga berjuang bersama melawan penjajah di kawasan Banyuwangi dan sekitarnya. Mengabdi untuk Kebangkitan Ulama Kiai Saleh Lateng merupakan tipikal kiai penggerak. Beliau memegang peranan startegis dalam mengkonsolidasi jaringan ulama-santri untuk berdakwah dan mengawal kemerdekaan Indonesia. Kiai Saleh Lateng juga menjadi kiai penting pada masa awal pendirian Nahdlatul Ulama, bersama Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari, Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Bisri Syansuri dan beberapa kiai lainnya di penjuru Nusantara. Pada awalnya, Kiai Saleh Lateng menggerakkan Sarekat Islam. Hal ini merupakan hal yang lumrah, karena pada awal abad 20, pergerakan Syarekat Islam menjadi gerbong bagi para kiai-santri untuk menyuarakan kemerdekaan dan mengorganisasi diri. Meski pada akhirnya para kiai memisahkan diri dari pergerakan Sarekat Islam. Hal ini juga terjadi pada Kiai Wahab Chasbullah, yang pernah menjadi penggerak Sarekat Islam sewaktu mengaji di Hijaz.
Ketika kembali ke tanah air, Kiai Wahab Chasbullah membentuk organisasi sendiri dengan merangkul kiai santri, dalam Tashwirul Afkar, Nahdlatut Tujjar, Nahdlatul Wathan, hingga kemudian terbentuklah Nahdlatul Ulama. Kiai Saleh Lateng, yang pada awalnya menggerakkan Sarekat Islam di Banyuwangi, kemudian menjadi tokoh penting dalam pendirian Nahdlatul Ulama. Bahkan, pada 1913, Kiai Saleh Lateng memimpin Rapat Umum Sarekat Islam di Kawedanan Glenmere Banyuwangi. Dengan demikian, peranan Kiai Saleh dalam menggerakkan jaringan Islam di awal abad 20, diakui memiliki kontribusi penting.
Ketika Komite Hijaz dibentuk, Kiai Saleh Lateng bergabung bersama barisan kiai. Ikatan emosional ketika mengaji di beberapa pesantren, terutama pesantren Bangkalan dan Makkah, menambah kekuatan komunikasi antara Kiai Saleh dengan beberapa kiai lainnya. Ketika masa awal pendirian Nahdlatul Ulama, yakni pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926, Kiai Saleh Lateng ditunjuk oleh Hadratus Syaikh Kiai Hasyim Asy'ari dan Kiai Wahab Chasbullah menjadi anggota muassis-mukhtasar (formatur) pendirian Nahdlatul Ulama. Garda Depan Revolusi Kemerdekaan Ketika masa revolusi kemerdekaan, Kiai Saleh Lateng tidak hanya berperan mengirimkan para santrinya, beliau juga terlibat langsung dalam pertempuran di garda depan. Gema Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 menjadi panggilan berjihad bagi para kiai santri, khususnya di kawasan Jawa Timur dan Madura. Kiai Saleh juga terpanggil dengan pernyataan jihad kemerdekaan yang digelorakan Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari. Laskar-laskar santri bergerak untuk mengawal negeri (Latief, 1995).
Perjuangan yang gigih bagi Kiai Saleh Lateng merupakan panggilan hati. Karena perjuangan untuk mengawal kemerdekaan inilah, Kiai Saleh dikejar-kejar oleh tentara dan intel Belanda. Beliau kemudian menyingkir ke kawasan Pakisaji. Ketika menyingkir inilah, Kiai Saleh Lateng bertemu para santrinya yang juga dikejar intel Belanda. Terbukti kemudian bahwa, Kiai Saleh Lateng menjadi panutan para santri karena perjuangan total dalam mengawal kemerdekaan di medan laga. Sikap Kiai Saleh terhadap penjajah sangat keras dan tanpa kompromi. Ketika masa menjelang kemerdekaan, Kiai Saleh melarang para santrinya untuk berpakaian menyerupai kaum penjajah. Hal ini karena, prinsipnya bahwa menyerupai kaum (kafir) berarti termasuk di dalam komunitasnya. Inilah yang dihindari oleh Kiai Saleh, agar perjuangan para santri dengan tekad bulat dan total dalam menegaskan identitas. Kiai Saleh Lateng juga memiliki hubungan yang baik dengan Kiai Wahid Hasyim. Suatu ketika, setelah masa kemerdekaan, Kiai Wahid Hasyim mendapatkan amanah untuk turut serta membangun pemerintahan, mengawal kemerdekaan. Kiai Wahid menjadi Menteri Agama pertama, membantu Soekarno dan Hatta sebagai Presiden-Wakil Presiden. Ketika menyusun pedoman pembentukan organ kementrian, Kiai Wahid Hasyim mencari kitab-kitab rujukan ke beberapa pesantren, serta mengutus wakil untuk silaturahmi ke beberapa kiai. Kebetulan, di pesantren Kiai Saleh, kitab rujukan ini ditemukan, yakni kitab 'Mu'jamul Buldan'. Pengabdian panjang Kiai Saleh Lateng menjadi pelajaran penting bagaimana seharusnya santri berpikir, bersikap dan mengabdi untuk mengawal negeri. Kiai Saleh berdakwah dengan mengajar santri, sekaligus turut serta berjuang untuk menjemput kemerdekaan dan mengawal berdirinya negara. Perpaduan Islam dan nasionalisme bagi kaum pesantren, tidak sekedar konsep yang tertulis, namun dipraktikkan dalam sepenuh keteladana. Bagi kaum santri, perjuangan mengawal negara merupakan panggilan jiwa, lonceng yang berdentang dari hati terdalam.
Perjuangan mengawal NKRI tercermin dari seluruh kehidupan panjang Kiai Saleh Lateng, yang dengan ikhlas berjuang serta mengabdi untuk negeri. Kiai Saleh Lateng wafat pada malam Rabu, 29 Dzulqo'dah 1371 H/ 20 Agustus 1952 pada usia 93 tahun. Jenazahnya disemayamkan di sebelah musholla (Langgar), tempat Kiai Saleh Lateng biasa memberikan pengajian kepada santri-santrinya. Pada tahun 1956, DPRD Kabupaten Banyuwangi memberikan keputusan penggunaan mana KH. Saleh Lateng untuk sebuah ruas jalan. Keputusan DPRD Banyuwangi ini untuk menghormati perjuangan dan pengabdian Kiai Saleh Lateng dalam mendidik warga sekaligus berjuang untuk negeri.
*** Penulis adalah Wakil Sekretaris Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) PBNU, Peneliti Islam Nusantara.
Referensi: Bizawie, Zainul Milal. Laskar Ulama Santri & Resolusi Jihad: Garda Depan Menegakkan Indonesia, 1945-1949. Tangerang: Pustaka Compass. 2014.
Bizawie, Zainul Milal. Masterpiece Islam Nusantara: Sanad dan Jejaring Ulama Santri (1830-1945). Tangerang: Pustaka Compass. 2016.
Latief, Hisyam. Laskar Hizbullah: Berjuang menegakkan Negara RI. Jakarta: LTN PBNU. 1995. Margana, Sri. Java's Last Frontier: The Struggle for Hegemony of Blambangan, 1763-1818. Thesis Dissertation. Universiteit Leiden, 2007 Margana, Sri. Perebutan Hegemoni Blambangan: Ujung Timur Pulau Jawa, 1763-1818. Yogyakarta: Pustaka Ifada. 2012.
Kamis, 20 Agustus 2020
Pendidikan Tak Butuh Kecanggihan
Skala Kesadaran Hawkins_HAWKINS CONSCIOUSNESS SCALE
Dalam risetnya Dr Hawkins memformulasikan sebuah hirarki model dari pengembangan diri. Model ini memiliki skala dari 0-1000 yang menggambarkan tingkat kesadaran manusia. Dimana 0 sebagai tingkat terendah dan 1000 sebagai tingkat tertinggi dari kesadaran.
Tingkat kesadaran manusia bisa fluktuatif. Namun Hawkins mencatat bahwa kita sebenarnya memiliki keadaan normal yang dominan (berasal dari pengalaman dan pemaknaan hidup) atau bisa disebut sebagai tingkat kesadaran utama. Tingkat kesadaran utama itulah yang menentukan perspektif dan reaksi kita terhadap sesuatu.
17 TINGKAT KESADARAN MANUSIA
Berikut 17 Tingkat Kesadaran Manusia yang dikategorikan menjadi Force (getaran negatif) dan Power (getaran positif).
FORCE (GETARAN NEGATIF)
1. SHAME — MALU (20)
Pada tingkatan ini seseorang akan merasa dirinya tidak berharga, mengarahkan diri untuk membenci dirinya sendiri, low self-esteem, dan merasa sengsara.
2. GUILT BERSALAH (30)
Sebuah langkah kecil di atas tingkatan malu, namun masih termasuk kedalam getaran rendah (negatif) dalam tingkatan kesadaran. Kecenderungan untuk memanipulasi cara berpikir sendiri, tidak bisa memaafkan diri sendiri atas kejadian masa lalu. Punya tendensi destruktif, menyalahkan orang lain atau lingkungan sekitar (keadaan).
3. APATHY — APATIS (50)
Emosi dari Apatis ini adalah putus asa, merasa tidak memiliki harapan, needy, dan bergantung pada orang. Bentuk ketidakberdayaan.
4. GRIEF KESEDIHAN (75)
Merasa sedih atau kehilangan. Melihat dari sudut pandang bahwa sesuatu itu adalah tragedi untuk dirinya. Cenderung menyesali perbuatan yang telah terjadi.
5. FEAR TAKUT (100)
Selalu melihat dunia sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak aman. Pada tingkat ini Anda dihantui banyak kecemasan dan rasa takut pada sesuatu yang akan atau belum terjadi.
6. DESIRE KEINGINAN (125)
Tingkat ini dipenuhi dengan hasrat dan nafsu yang kuat. Seseorang di tingkat ini mudah kecanduan sehingga bisa terobsesi dan kompulsi.
Keinginan bisa menjadi dorongan untuk membuat seseorang melakukan apa saja demi mendapatkan yang diinginkannya. Misal, untuk menjadi sukses atau terkenal, memiliki banyak uang, menjadi selebritas, atau mendapatkan apa pun yang menurut orang akan mendatangkan kebahagiaan. Namun, kegagalan untuk mencapai keinginan mengarahkan seseorang pada frustrasi dan kebencian.
7. ANGER MARAH (150)
Tingkat ini dapat membuat Anda terjebak dalam rasa frustrasi, menjadi antagonis, dan mencari pembalasan.
Kemarahan dalam waktu lama dapat membuat seseorang terjebak dalam kebencian. Bisa benci dengan orang, keadaan, atau semua hal.
8. PRIDE BANGGA (175)
Pada tingkatan ini seseorang bisa mulai merasa baikan. Hanya saja perasaan yang muncul adalah perasaan yang salah karena bergantung pada faktor eksternal seperti uang, harta, kemewahan, dan gengsi.
Seseorang yang berada pada tingkatan ini bisa menjadi arogan (menghina, meremehkan sesuatu atau orang lain) dan defensif. Ia meyakini bahwa setiap serangan yang datang dari orang lain bersifat pribadi.
POWER (GETARAN POSITIF)
9. COURAGE BERANI (200)
Sesuai yang disebutkan oleh Hawkins, skala 200 ini adalah titik balik perubahan. Dalam tingkatan ini seseorang mungkin masih punya rasa marah, merasa tidak ada harapan, dan arogan. Akan tetapi, di titik ini ia telah memiliki cukup kekuatan untuk mengatasinya semua itu jauh lebih baik.
Sebagai perbandingan skala di bawah 200 masih melihat diri mereka sebagai korban. Sedangkan tingkat ini adalah titik pertama pemberdayaan.
Jika Anda ada di tingkatan ini Anda akan mulai mengambil tanggung jawab pribadi dan memiliki minat dalam pengembangan diri. Masalah kini dipandang sebagai tantangan yang menarik untuk diselesaikan.
10. NEUTRAL NETRAL (250)
Di tingkat kesadaran netral seseorang akan lebih rileks dan fleksibel menjalani hidup. Tidak ngoyo, merasa aman, dan percaya diri.
Contohnya: jika saya dapat kerjaan itu berarti bagus, jika tidak pun tidak masalah.
Seseorang di tingkatan ini memilih melepaskan emosi yang negatif dan mengisinya dengan hal positif.
11. WILLINGNESS KEMAUAN (310)
Jauh merasa lebih aman lagi. Orang yang berada di tingkatan ini mulai mendorong dirinya untuk melakukan yang lebih baik dalam hal apapun.
Menjadi lebih terorganisir, mengembangkan lebih banyak kemauan dan komitmen untuk berkembang.
12. ACCEPTANCE PENERIMAAN (350)
Tingkat ini menjadi awal tranformasi kesadaran. Menyadari bahwa diri kitalah yang menjadi sumber kebahagiaan kita sendiri dan kita yakin bahwa ada KEKUATAN BESAR bersama dengan kita.
Mulai pro-aktif untuk mengembangkan diri. Tingkatan dimana seseorang mulai mengatur dan berusaha mencapai tujuan.
13. REASON AKAL BUDI (400)
Di tingkatan ini hidup menjadi lebih berarti. Seseorang di tingkatan ini ingin membagikan apa yang ia bisa kepada dunia. Bisa berpikir dengan lebih jelas dan rasional.
14. LOVE CINTA (500)
Siapa yang tidak tahu tentang cinta? Dalam tingkatan ini seseorang bisa mencintai tanpa syarat dari hati. Mengetahui dan menyadari bahwa kita saling terhubung satu sama lain sebagai ciptaanNya.
Pada tingkat ini ia akan dipandu oleh KEKUATAN BESAR, juga memiliki intuisi yang kuat. Hawkins menyatakan bahwa hanya 1 dari 250 orang yang bisa mencapai keadaan ini dalam hidup mereka.
15. JOY SUKA CITA (540)
Hanya dengan berada di sekitar orang dengan tingkatan ini dapat mengangkat tingkat kesadaran Anda. Kemurniaan suka cita dan merasa bahagia.
Banyak orang suci dan guru spiritual berada pada tingkat ini. Membawa perasaan utuh dan dapat memperluas kesadaran.
16. PEACE KEDAMAIAN (600)
Ini adalah tingkat transendensi total. Merupakan cara berpikir tentang hal-hal yang melampaui apa yang terlihat, yang dapat ditemukan di alam semesta.
Contohnya, pemikiran yang mempelajari sifat Tuhan yang dianggap begitu jauh, berjarak dan mustahil dipahami manusia.
17. ENLIGHTENMENT PENCERAHAN (700-1000)
Tingkat kesadaran manusia tertinggi di mana umat manusia berpadu dengan keilahian. Ini adalah tingkatannya Nabi atau orang yang diberkati ilahi. Dengan hanya memikirkan tentang mereka, seseorang dapat meningkatkan tingkat kesadarannya.
BAGUS ini jadi acuan bagi diri sendiri dalam perjalanan spiritual dalam daging.
1. Pencerahan (Energy Level 700-1000)
Tidak dapat dijelaskan adalah emosi yang terasa di tingkat kesadaran ini. Kesadaran pencerahan adalah tingkat evolusi kesadaran tertinggi dari manusia. Orang-orang terbesar dalam sejarah seperti Krisna, Buddha, Isa Almasih, Bunda Theresa, adalah mereka yang berada di tingkat ini. Keberadaan orang tersebut sepenuhnya meliputi dan melampaui ruang dan waktu. Dijelaskan bahwa proses yang terjadi adalah kesadaran murni. Hidup yang terlihat pada kesadaran ini adalah ‘ada’. Dalam proses pencapaian potensi tertinggi dan menjadi yang terbaik dalam hidup, kesadaran pencerahan inilah yang semestinya kita perjuangkan sebisa mungkin.
2.Kedamaian (Energy Level 600)
Adalah emosi kebahagiaan. Di tingkat ini, tidak ada lagi terasa perbedaan antara pengamat dan yang diamati. Orang-orang di tingkat kesadaran ini menjadi guru spiritual, jenius-jenius besar di bidangnya yang memberikan konstribusi nyata pada kehidupan manusia; mereka biasanya memahami lebih dari sistem kepercayaan yang ada dan menjadikannya kespiritualan murni. Pemahaman yang dimiliki melambat, melampaui batasan ruang dan waktu. Proses yang dialami adalah iluminasi; yang terlihat adalah kesempurnaan. Hawkins menyatakan bahwa hanya 1 dari 10 juta orang berada pada tingkat kesadaran ini.
3.Kebahagiaan (Energy Level 540)
Emosi yang dominan di tingkat kesadaran ini adalah ketenangan dan belas kasih. Kebahagiaan yang tumbuh dari dalam dan bukannya dari sumber luar. Kesadaran kebahagiaan adalah tingkatnya para orang suci, pelajar spiritual tingkat tinggi, pertapa, penyembuh, dan pemikir. Karakter yang terlihat adalah kesabaran yang luar biasa besar dan sikap positif yang tidak tergoyahkan oleh apa pun. Dunia terlihat sebagai satu kesempurnaan dan keindahan.
Orang yang berada di tingkat kesadaraan kebahagiaan akan tergerak untuk mendedikasikan hidupnya untuk kebaikan hidup, daripada untuk individu tertentu. Di sini, proses transfigurasi terjadi (pancaran cahaya dari orang tersebut). Yang terlihat oleh individu pada level kesadaran ini adalah keutuhan (dunia). Pengalaman dekat kematian (atau NDE) biasanya ngasih orang beberapa saat memvibrasikan kekuatan kesadaran selevel ini.
4.Cinta (Energy Level 500)
Kesadaran cinta yang dimaksudkan adalah bentuk cinta yang tulus, tidak tergoyahkan, tidak berubah, tidak terpengaruh dengan keadaan luar. Jelas nggak sama dengan cinta yang diagung-agungkan media, yang digambarkan penuh dengan nafsu, keinginan, harga diri, kontrol, mencandui, kecemburuan, dan posesif. Kalau media biasa bilang kalo lawannya cinta adalah benci, di tingkat kesadaran ini, kebencian dilihat sebagai akar dari rasa bangga (keinginan untuk mengkontrol dan posesif), dan bukan cinta yang benar-benar cinta.
Yang dirasakan pada tingkat kesadaran cinta (tak bersyarat) ini adalah rasa hormat. Keberadaan dualisme, atau dua oposisi konsep atau aspek, menjadi ilusi; perasaan dirasa sebagai satu kesatuan yang berada jauh di atas perbedaan. Cinta tak bersyarat melingkupi semua orang dan melebihi diri sendiri. Kalo kesadaran alasan berhubungan sama fakta tertentu, kesadaran cinta berhubungan sama keseluruhan fakta, yang meningkatkan kapasitas diri untuk memahami. Aspek ini berhubungan dengan intuisi. Proses yang dirasa adalah pengilhaman atau wahyu. Dengan kesadaran cinta, yang terlihat dalam hidup adalah keramahan, tanpa perbedaan, ketakutan atau kenegatifan. Hawkin menyebutkan hanya 0.4% dari populasi (1 dari tiap 250 orang) mencapai tingkat kesadaran ini.
5.Alasan / Akal (Energy Level 400)
Kesadaran emosi di tingkat ini adalah pemahaman dan rasional. Kita mulai mencari pengetahuan dan informasi sebanyak mungkin dan menganalisa dengan seksama sebelum memutuskan kesimpulan. Menurut sumber, para pemenang hadiah nobel, ahli ilmu pengetahuan dan pengobatan, dan pemikir-pemikir besar dalam sejarah adalah mereka yang beresonansi di tingkat kesadaran ini. Tapi, akal terbatas pada konsep dan teori intelektual. Ketika ada perbedaan teori dan argumentasi terjadi, kesadaran akal mengalami semacam kebuntuan yang menyebabkan ketidakmampuan menyelesaikan perbedaan tadi. Akhirnya pun jadi proses abstraksi atau kesenjangan fakta. Fokus yang dilihat kesadaran akal adalah pemahaman.
6.Penerimaan (Energy Level 350)
Dalam kesadaraan penerimaan, seseorang akhirnya menyadari bahwa dia adalah pencipta dan pusat dari hidupnya sendiri. Orang tersebut (1) sadar akan sistem sosial yang ada di hidupnya, keluarga, masyarakat, negara, agama, kerja (2) bisa membedakan beberapa kepercayaan, cara pandang, dan keadaan yang ada di sekitarnya (3) bisa menempatkan diri dan hidupnya di atas dan melebihi semua sistem sosial ini.
Karakter sifat yang terlihat dari tingkat kesadaran ini adalah penerimaan dan penolakan, pencarian akan keteguhan dan penilaian benar-salah, jangka panjang-jangka pendek, pengusahaan untuk pertumbuhan diri. Emosi yang dirasakan dominan adalah memaafkan. Proses yang terus berlangsung transenden dan yang dilihat adalah kepaduan.
7.Kemauan (Energy Level 310)
Rasa optimis berlipat-lipat di kesadaran ini. Dengan kemauan, seseorang jadi terbuka dengan dan untuk melakukan apa pun – tanpa terpengaruh penilaian orang lain atau batasan. Semisal adalah ketika orang mau melakukan pekerjaan rendahan seandainya nggak bisa dapet pekerjaan di mana pun. Karakteristik pembeda antara kemauan dan tingkatan kesadaran di bawahnya adalah kemauan (keinginan) buat melakukan hal dengan sebaik-baiknya, nggak cuma sekedar melakukan aja.
Orang dengan kesadaran kemauan akan dengan mudahnya berdiri lagi semisal dia jatuh, gampang banget beradaptasi dan terbuka dengan siapa saja. Kesuksesan mengikuti orang-orang dengan kesadaran ini. Proses yang terjadi di kesadaran kemauan adalah keinginan (untuk melakukan apa pun). Hidup yang terlihat adalah harapan. Orang-orang yang melakukan yang terbaik dalam karirnya dalam korporasi atau entrepreneur adalah yang berada di tingkat kesadaran ini.
8.Netral (Energy Level 250)
Emosi yang terasa di tingkat kesadaran ini adalah rasa percaya dan rasa aman. Di sini, kita menilai dengan objektif, tidak menghakimi, dan bisa melihat segala sesuatunya dengan apa adanya. Kita tidak mementingkan kepemilikan harta benda, tidak terpengaruh situasi, tidak berekspetasi, dan tahan-tahan aja kalo hidup mulai naik-turun. Kalo nggak bisa mendapatkan apa yang diinginkan, kita akan tetap bahagia dengan yang lain.
Netral nggak sama dengan apatis, kekuatan kesadaran di tingkat netral datang dari kepositifan. Di kesadaran netral, kita paham akan kekuatan dan kemampuan yang ada di dalam diri dan nggak merasa butuh buat ngebuktiin apa pun ke siapa pun; apatis, rasa ditinggalkan oleh diri dan dunia yang membuat kita bersikap acuh tak acuh dan patah semangat dengan dunia luar. Proses kesadaran netral adalah ketika kita melepaskan semuanya, dan melihat kepuasan dalam hidup, apa pun jadinya nanti. Orang-orang di tingkat kesadaran ini gampang bergaulnya, tapi nggak terlalu terikat dengan visi karena mereka memisahkan diri dari segala sesuatunya.
9.Keberanian (Energy Level 200)
Emosi yang signifikan adalah pengukuhan akan kekuatan. Inilah poin pemisah antara Power and Force (Kekuatan Kemampuan dan Kekuatan Energi), dimana seseorang mulai menciptakan perubahan dengan menggunakan kekuatan yang membangun. Poin pertama kesadaran penuhnya seseorang dari kehidupan zombie-nya.
Di poin-poin tingkat kesadaran di bawah 200, dunia terlihat putus asa, tragis, menakutkan, menuntut; orang melihat dirinya sebagai korban, minta jadi pupuk bawang dan dipengaruhi kekuatan dari dunia luar.
Dengan keberanian, orang melihat hidup jadi mengasikkan dan penuh kemungkinan. Ada penguatan di tingkat kesadaran ini. Menandai dimulainya pertumbuhan diri, dimana seseorang akhirnya akan melakukan sesuatu dalam hidupnya. Semuanya jadi terlihat mungkin – semuanya bisa diatasi karena kita bisa menumbuhkan kekuatan untuk berkompromi dengan suatu situasi hidup. Di tingkat kesadaran di atas 200, seseorang mampu memahami bahwa kebahagiannya dan hidupnya diputuskan oleh dirinya sendiri.
10.Bangga (Energy Level 175)
Bisa dilihat dari sikap yang cenderung merendahkan orang lain atau harga akan diri yang –kelewat—tinggi. Di sistem sosial kita, sering kali gengsi atau bangga dilihat sebagai sikap yang perlu dikembangkan dan positif. Kerasa banget kayak di kebanggan jadi bagian dari kelompok, institusi, perusahaan, negara, agama, ras.
Gimana pun, kebanggaan bisa dilihat dari dua sisi, karena tiap orang punya reaksi yang beda-beda. Kayak misal, negara ada karena orang merasa bangga dengan tanah airnya dibanding tempat lainnya. Agama pun ada karena orang merasa bangga dengan kepercayaannya akan Tuhan dan nilai-nilai yang diangkat yang menjadikan dirinya berbeda. Di tingkat individu, orang yang merasa bangga dengan kepemilikan atau hal-hal yang bersifat material lainnya, disinilah bangga jadi nggak penting. Karena kepemilikan itu bisa diambil sewaktu-waktu.
Bangga menghasilkan sikap penolakan dan arogan. Dengan adanya bangga, orang bersikap dengan mendahulukan ego yang tinggi dan jadinya nggak objektif. Mikirnya jadi nuntut dan nuntut.
11.Kemarahan (Energy Level 150)
Emosi yang menguasai di tingkat ini adalah kebencian. Kemarahan adalah ungkapan dari rasa benci, frustasi, bahkan balas dendam. Secara masyarakat luas, bentuk kemarahan adalah gerakan-gerakan aktifis di berbagai isu (lingkungan, hak makhluk hidup, negara-negara dunia ketiga, kemiskinan), persamaan hak, gerakan-gerakan sosial.
Di tingkat individu, contohnya kayak sikap yang nyebelin dan cenderung keras, gampang naik darah. Sisi baiknya, kemarahan membentuk pembebasan dan gerakan-gerakan besar dalam masyarakat; jeleknya, dia memicu perilaku berbahaya yang disengaja. Bentuk emosi marah bisa dilihat dari sikap yang agresif. Mikirnya jadi antagonis, orang jadi kasar, nggak ramah, nggak asik, dan bersikap melawan orang lain.
12.Nafsu Keinginan (Energy Level 125)
Di tingkat keinginan, nafsu untuk memiliki/mendapatkan mendominasi. Orang-orang yang mengejar uang dan jabatan jadi target hidup yang lebih baik, jomblo-jomblo yang udah lama kepingin pacaran, permainan marketing yang memanfaatkan ‘keinginan’ di pikiran society make iklan dan janji-janji kebahagian dengan konsumsi barang-barang yang material, industri fashion juga.
Ketagihan adalah produk dari keinginan, kayak berbagai keinginan—biasanya malah ngidam—makanan, video game, kesenangan, seks, shopping, ngejar uang dan power tadi, dan seterusnya. Orang jadi terjebak dan terbudakkan di sini karena keinginan itu nggak ada ujungnya. Hidupnya jadi cenderung ngeliat kekecewaan, apalagi kalo nggak bisa dapetin apa yang jadi keinginannya. Keinginan lebih tinggi tingkatnya di atas ketakutan karena keinginan akan suatu hal memicu orang untuk melakukan sesuatu—dan bukannya menarik diri.
13.Ketakutan (Energy Level 100)
Energi di tingkat ini terbaca sebagai kekhawatiran. Seringnya perasaan takut yang muncul berhubungan dengan ketakutan akan penolakan, akan kegagalan, akan ketidakpastian, akan tantangan, akan penuaan, akan kematian, akan kehilangan, akan orang asing. Bentuk emosi yang sering dihadapi mereka yang bekerja di bidang marketing dan politik. Rasa takut bisa membentuk paranoia dan berubah menjadi obsesi. Di tingkat ini, orang ngeliat semua bentuk ketidakpastian kayak nakutin dan memicu sikap penarikan. Jadinya, rasa takut jadi penghalang buat pertumbuhan diri karena dunia terlihat menakutkan.
14.Kesedihan (Energy Level 75)
Level dimana orang ngerasa sedih berlebih, penyesalan, dan kehilangan. Banyak orang bervibrasi di tingkat ini waktu kehilangan—bisa orang yang disayang, hubungan, kepemilikan, uang, pekerjaan, dan lain dan sebagainya. Seringnya yang keluar adalah nangis, nyesel, susah move on. Waktu sedih, orang cenderung ngelihat kemurungan dan kesuraman dalam hidup dan seluruh dunia. Pandangan hidupnya jadi tragis. Energi kesedihan lebih kuat dibanding apati, karena orang mulai merasa lebih banyak energi di level ini.
15.Apatis (Energy Level 50)
Keadaan keputusasaan dan tidak tertolong. Di tingkat kesadaran ini, orang biasanya jadi needy dan bergantung sama orang lain. Biasanya terjadi sama pengemis, masyarakat kelas bawah ke bawah, sama kelompok usia lanjut. Masyarakat luas ngerasa orang-orang yang bervibrasi di level ini sebagai “beban” dan cenderung menghindari mereka. Tingkat ini berhubungan sama abdikasi, dimana orang memilih untuk menyerah dan menjadikan orang lain seakan-akan bertanggung jawab atas hidupnya. Pandangan hidup di kesadaran ini adalah nggak adanya harapan..
16.Bersalah (Energy Level 30)
Tes kinesiologi nunjukin orang berada di skala poin ini, ketika dia ada ngerasa salah dan nyesel. Perasaan yang sadar atau nggak sadar bisa mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku seseorang. Hukuman publik dari sistem sosial memperparah keadaan dengan adanya sebutan “pendosa” dan “suci” yang bikin orang-orang di level ini merasa ‘terkutuk’ dan semakin menghancurkan dirinya.Tingkat kesadaran dimana orang merasa dipermalukan, kepercayaan diri rendah, dan paranoid. Ekspresi yang kebaca di skala getaran energi ini adalah ketika seseorang merasa dia “hilang muka”, nggak berdaya, nggak berguna, pingin nggak keliatan aja. Bertahan di tingkat vibrasi kesadaran ini terlalu lama, orang bisa kepikiran buat bunuh diri, bunuh orang lain bahkan, pemerkosa, atau jadi orang yang suka menghakimi orang lain dengan merasa dirinya yang paling bener. Di kesadaran ini, orang terbatas ngelihat bentuk-bentuk kesengsaraan.
17.Malu (Energy Level 20)
Tingkat rasa malu sangat dekat dengan kematian, yang dapat dipilih dari rasa malu sebagai bunuh diri sadar atau lebih dipilih secara halus oleh kegagalan untuk mengambil langkah-langkah untuk memperpanjang hidup, seperti dalam "bunuh diri pasif." Kematian karena kecelakaan yang bisa dihindari sering terjadi. Kita semua memiliki kesadaran akan rasa sakit karena “kehilangan muka,” menjadi tidak dihargai, atau merasa seperti “bukan orang”. Di level ini, orang-orang menggantung kepala dan menyelinap pergi, berharap mereka tidak terlihat. Pembuangan adalah iringan tradisional dari rasa malu dan, dalam masyarakat primitif dari mana kita semua berasal, pembuangan adalah sama dengan kematian.
Pengalaman awal kehidupan seperti pelecehan seksual, yang mengarah pada Malu, membelokkan kepribadian sering untuk seumur hidup kecuali masalah ini diselesaikan dengan terapi. Rasa malu, seperti yang ditentukan Freud, menghasilkan neurosis. Ini merusak kesehatan emosional dan psikologis dan, sebagai akibat dari rendahnya harga diri, membuat seseorang rentan terhadap perkembangan penyakit fisik. Kepribadian berbasis rasa malu adalah pemalu, menarik diri, dan tertutup.
Rasa malu juga digunakan sebagai alat kekejaman, dan korbannya sering menjadi kejam sendiri. Anak-anak yang dipermalukan kejam terhadap binatang dan saling kejam. Perilaku orang yang tingkat kesadarannya baru di level 20-an berbahaya. Mereka rentan terhadap halusinasi yang bersifat menuduh, seperti juga paranoia; beberapa menjadi psikotik atau melakukan kejahatan aneh.
Beberapa individu yang berbasis rasa malu mengimbangi perfeksionisme dan kekakuan, dan seringkali menjadi terdorong dan tidak toleran. Contoh terkenal dari ini adalah para ekstrimis moral yang membentuk kelompok main hakim sendiri, memproyeksikan rasa malu mereka sendiri yang tidak disadari kepada orang lain yang kemudian mereka rasa dibenarkan karena menyerang atau membunuh dengan benar. Pembunuh berantai sering bertindak keluar dari moralisme seksual, dengan pembenaran menghukum yang disebut wanita "jahat".
Karena itu meruntuhkan seluruh tingkat kepribadian seseorang, Malu menghasilkan kerentanan terhadap emosi negatif lainnya, dan, karenanya, sering kali menghasilkan kesombongan, kemarahan, dan rasa bersalah yang salah.