LOKASI

Banyuwangi Jawa Timur

Senin, 20 Juli 2020

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN

 oleh : Mushollin, M. Pd.I/WI BDK SURABAYA

Tujuan Pembelajaran:

Setelah membaca materi ini peserta dapat :

1.    Menganalisis Konsep Dasar  Perencanaan Pembelajaran sesuai dengan Regulasi terkini (Permendikbud No. 22 Tahun 2016)

 

I.         Pendahuluan

Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu tugas. Jadi Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel.

Karena membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula berpengaruh.

Perencanaan Pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu Perencanaan berasal dari kata rencana yang artinya pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu “Perencanaan” harus memiliki 4 unsur Yaitu :

1. Adanya tujuan yang harus dicapai.

2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan

3. Sumber daya yang dapat mendukung

4. Implementasi setiap keputusan

Kata yang kedua adalah Pembelajaran atau ungkapan yang lebih  dikenal sebelumnya dengan “Pengajaran” adalah Upaya untuk membelajarkan siswa. (Degeng,1989). Yang menurut Muhaimin (2001, 183) kata pembelajaran lebih tepat digunakan karena menggambarkan upaya untuk membangkitkan prakarsa belajar seseorang. Disamping itu kata pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam untuk mengungkapkan hakikat desain pembelajaran.

Menurut Wina Sanjaya (2008, 26) Pembelajaran adalah  terjemahan dari “Intruction”, kata yang sering diambil dalam pendidikan di Amerika. Hal seperti itu dikutip dari pernyataannya Gagne (1992) bahwa mengajar atau teaching adalah bagian dari pembelajaran atau instruction.

Jadi Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama  antara guru dan siswa dalam memanfaatkan semua potensi dan sumber yang ada baik dari dalam diri siswa maupun dari luar siswa untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode  untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini

didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru, tetapi memungkin berinteraksi dengan semua sumber belajar yang dipakai untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu pembelajran memusatkan pada bagaimana membelajarkan siswa dan bukan pada apa yang dipelajari siswa. Adapaun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian dari kurikulum yakni mengenai apa isi dari pembelajran yang harus dipelajari siswa agar tercapai tujuan tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang dapat diperhatikan dalam mencapai pembelajaran adalah bagaiman cara menggorganisasi pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada dan dapat berfungsi secara optimal.

II.      Definisi Perencanaan Pembelajaran Menurut Para Ahli

Berikut ini definisi tentang perencanaan pembelajaran menurut para ahli

a. Ritchy

“Ilmu yang merancang detail spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas penegetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.”

b. Smith & Ragan

“Proses sistematis dalam mengertikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pembelajaran. Proses sistematis dan berfikir dalam mengartikan prinsip belajar dan pemebelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas pemebelajaran”.

c.  Zook

“Proses berfikir sistematis untuk mebantu pelajar memahami (belajar)”

d.  Ibrahim

“Kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelejaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan, serta alat atau media apa yang diperlukan”.

e. Banghart dan Trull

“Proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan”.

f. Toeti Sukamto

“Pengembangan pembelajran yang merupakan sebgai sistem yang akan terintegrasi dan terdiri dari beberapa unsur yang salin berinteraksi”.

g. Nana Sudjana

“Kegiatan memproyeksikan tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajarn sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi jelas dan sistematis”.

 

III.        Konsep Perencanaan Pembelajaran

Disebutkan bahwa konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, diantaranya:

1) Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi, dimana perencanaan pembelajaran akan mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan teori-teori yang konstruktif terhadap pembelajaran;

2) Perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem, dimana terdapat susunansumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran;

3) Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin ilmu, di mana perencanaan pembelajaran merupakan cabang dari suatu pengetahuan yang senantiasa menghasilkan proses yang secara sistemik diimplementasikan;

4) Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses; dan

5) Perencanaan pembelajaran sebagai suatu realitas.

 

IV.        Manfaat Perencanaan Pembelajaran

Adapun manfaat perencanaan pembelajaran antara lain:

1) Sebagai petunjuk atau arah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;

2) Sebagai pola dasar dalam mengatus tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam proses pembelajaran;

3) Sebagai alat ukur keefektifan kegiatan pembelajaran;

4) Sebagai bahan dasar penyusunan data untuk memperoleh keseimbangan kerja;

5) Untuk penghematan waktu, tenaga, biaya, alat, dsb.

 

V.      Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran

Pada pokoknya prinsip-prinsip dalam pembuatan perencanaan pembelajaran antara lain:

  1. Memperhatikan karakteristik anak: Dalam perencanaan pembelajaran (desain instruksional) harus memperhatikan kondisi yang ada dalam diri siswa dan kondisi yang ada di luar diri siswa.
  2. Berorientasi pada kurikulum yang berlaku: Perencanaan yang dibuat oleh guru seperti dalam bentuk silabus maupun dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran harus disusun dan dikembangkan berdasarkan pada kurikulum yang berlaku.
  3. Sistematika kegiatan pembelajaran: Urutan kegiatan pembelajaran dikembangkan secara sistematis dengan mempertimbangkan urutan dari yang mudah menuju yang lebih sulit, dari yang bersifat sederhana menuju yang lebih kompleks.
  4. Melengkapi perencanaan pembelajaran: Yaitu dengan menambah instrumen-instrumen pembelajaran, misalnya lebar kerja siswa, format isian, lembar catatan tertentu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
  5. Bersifat fleksibel (dinamis): Perencanaan pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat berlangsungnya pembelajaran.
  6. Berdasarkan pendekatan sistem: Artinya setiap unsur perencanaan pembelajaran yang dikembangkan harus merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antar sub sistem dalam pembelajran dan memiliki keterpaduan. A

Ada empat prinsip lain yang harus dipenuhi dalam pembuatan perencanaan pembelajaran, di antaranya:

  1. Spesifik: Selain memenuhi setiap prinsip perencanaan pembelajaran yang telah dibahas sebelumnya, juga perencanaan tersebut dibuat secara khusus. Kekhususan ini terutama dikaitkan dengan setiap kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai oleh siswa. Dalam setiap perencanaan selain berisi rumusan setiap komponen perencanaan pembelajaran juga ada penambahan kekhususan yaitu jenis keterampilan mengajar yang akan dilatihkan.
  2. Operasional: Yaitu rumusan setiap unsur dalam perencanaan pembelajaran dirumuskan dengan bahasa yang operasional dan terstruktur. Operasionalisasi ini terutama berkaitan dengan perilaku yang harus dicapai atau dikembangkan.
  3. Sistematis: Yaitu penyusunannya dilakukan secara logis dan berurutan dari mulai identitas mata pelajaran sampai kegiatan evaluasi.
  4. Jangka pendek: Setiap perencanaan pembelajaran dibuat untuk setiap kali pertemuan atau latihan yang akan dilakukan.

 

VI.             komponen Perencanaan Pembelajaran

Menurut Masitoh dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran (2005), bahwa komponen-komponen perencanaan pembelajaran diantaranya terdiri dari:

(1) tujuan pembelajaran

(2) isi (materi pembelajaran)

(3) kegiatan pembelajaran (kegiatan belajar mengajar)

 (5) evaluasi.

Berikut ini akan dijelaskan prinsip-prinsp dalam menuliskan rumusan tujuan pembelajaran :


1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Dalam merencanakan pembelajaran tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas guru dapat memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah anak belajar. Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Menurut Robert Mager (1996) “jika kita tidak memiliki gagasan yang jelas tentang tujuan apa yang harus dicapai oleh anak, maka kita tidak akan dapat membuat perencanaan yang baik untuknya”. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas hampir di seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.

Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.

Dalam merumusakan tujuan pembelajaran harus mengikuiti aturan aturan berikut :

·         Perumusan tujuan perencanaan harus Memahami kurikulum berlaku. Karena tujuan pembelajaran merupakan turunan dari desain kurikulum yang sedang berjalan

·         Peumusan tujuan pembelajarn memahami tipe hasil belajar, karena hasil belajar merupakan tujuan belajar. Hasil belajar yang dimaksud adalah sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Disamping itu karena tujuan pendidikan secara umum adalah untuk mengembangkan potensi siswa

·         Dalam merumuskan tujuan pembelajaran harus memahami cara merumuskan tujuan pembelajaran. Yaitu dengan menggunakan kata kerja yang operasional, dapat diukur dan diamati

Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian.

 

2. Materi

Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang peting mendapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak di capai, misalnya berita pengetahuan, penampilan, sikap dan pengalaman lainnya.

Nana Sujana (2000) menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menetapkan materi pelajaran diantaranya :

1.      Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan

2.      Materi pelajaran yang di tulis dalam perencanaan pembelajaran terbatas pada konsep saja atau berbantuk garis besar bahan tidak pula diuraikan terinci;

3.      Menetapkan materi pembelajaran harus serasi dengan urutan tujuan;

4.      Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan (kontinuitas);

5.      Materi pelajaran di susun dari hal yang sederhana menuju yang komplek, dari yang mudak menuju yang sulit, dari yang konkret menuju yang abstark. Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya; dan

6.      Sifat materi pelajaran, ada yang factual dan ada yang konseptual.

 

3.      Kegiatan Pembelajaran

Dalam merancang kegiatan pembelajaran guru harus mengidentifikasi apa yang akan dipelajari oleh setiap anak dan bagaimana anak mempelajarinya. Komponen dalam kegiatan pembelajaran menggambarkan proyeksi kegiatan yang harus dilakukan anak dan kegiatan apa yang dilakukan guru dalam memfasilitasi belajar anak.

Dalam merancang kegiatan belajar, kegiatan harus dirumuskan secara jelas dan rinci. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan kegiatan belajar mengajar dapat dicermati sebagai berikut.

·         Kegitan harus berorientasi pada tujuan.

·         Kemampuan yang harus dicapai anak adalah melalui praktik langsung.

·         Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada perkembangan.

·         Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada kegiatan yang integrated yang berpusat pada materi

·         Kegiatan pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pendidikan.

·         Kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta didik.

·         Kegiatan pembelajaran harus menggambarkan kegiatan yang menyenangkan.

·         Walaupun penetapan kegiatan berorientasi pada siswa, kegiatan harus memungkinkan bagaimana guru dapat membantu siswa belajar.

 

4.      Evaluasi

Dalam perencanaan pembelajaran evaluasi dimaksudkan untuk mengukur apakah tujuan atau kemampuan yang sudah di tetapkan dapat tercapai.Jadi, evaluasi merupakan aspek yang penting, yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan siswa, dan bagaiman tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut

Dalam merencanakan evaluasi pembelajaran maka harus difahami hal-hal yang menjadi pertimbangan yaitu sebagai berikut :

         Berorientasi pada tujuan. Evaluasi dan penilaian yang akan dilakukan pembelajaran haruslah mengacu dan berpedoman pada tujuan khusus yang telah ditetapkan, sehingga ada relevansi intenal anatar sub sistem dalam pembelajran. Dengan kata lain apa yang ada dalam tujuan pembelajaran harus lah ada evaluasinya, dan jangan mengevaluasi sesuatu yang tidak ada dalam tujuan pembelajaran.

         Berdasarkan pada pengembangan kegiatan belajar. Evaluasi yang akan akan dilaksanakan dalam pembelajaran haruslah terintegrasi dalam pembelajran itu sendiri sehingga ia merupakan bagian dari sistem pembelajaran itu sendiri

         Memperhatikan waktu yang tersedia. Perencanaan evaluasi harus memepertimbangkan ketersedian waktu yang ada.

         Memungkinkan kegiatan tindak lanjut. Evaluasi yang dilaksanakan merupakan tolok ukur dari pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil dari evaluasi itu diharapkan dijadikan sebgai dasar untuk memberikan kegaiatan tindak lanjut bagi siswa dan juga proses pembelajara, baik itu berupa remidial ataukah pengayaan.

         Memberikan umpan balik siswa. Dari Hasil evaluasi guru harus memberikan umpan baik siswa sebagai bentuk reward atau peguatan kepada hasil kerja siswa.

         Berdasarkan pada bahasan dan materi. Alat dan instrumen evalausi yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan cakupan materi ajar pembelajaran.

 

VII.          Kreteria penyusunan Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran disusun bukan hanya sebagai pelengkap administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan profesional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.

Agar perencaaan dapat berefungsi sebagai pedoman pelaksanaan maka berikut ini dijelaskan beberapa kriteria penyususnan perencanaan pembelajaran:

1.      Signifikansi

Bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar prosespembelajaran berjala efektif dan efisien.

2.      Relevan

Bahwa perencanaan yang kita susun memiliki kesesuaian baikinternal maupun eksternal.

3.      Kepastian

Bahwa perencanaan pembelajaran tidak lagi memuat pilihan – pilihan akan tetapi berisi langkah – langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis dimana guru menentukan langkah – langkah yang sesuai dan dapa diimplementasikan.

4.      Adaptibilitas

Perencanaan pembelajaran hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku. Misal perencanaan pembeljaran dapat dilaksanakan dengan syarat syarat tertentu, jika tiddak maka pembelajaran tidak bisa dilaksanakan. Maka perencanaan seperti ini tidak dapat digunakan

5.      Kesederhanaan
Sederhana disini maksudnya bahwa perencanaan pembelajaran harus mudah diterjemahkan dan mudah diimplementasikan tidak rumit.

6.      Prediktif
Perencanaan dapat menggambarkan ”apa yang akan terjadi, seandainya...” daya ramal ini penting untuk menganitisipasi apa yang akan terjadi. Dengan demikan guru mudah untuk mengantisispasinya

 

8.  Prosedur Peencanaan Pembelajaran

1.    Mengkaji Silabus.

Kegiatan jaian terhadapp silabus sangat penting untuk mendapatkan informasi terkait dengan tujuan khusus pembelajaran berarti merumuskan materi-materi pelajaran yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang akan dikembangkan. Sehingga terlihat keterkaitan antara kompenen komponen dlam pembelajran. Dan hal ini berfunsi untuk menganalisis kuriulumyang sedang berlaku pada saat itu.

2.         Mengidentifikasi materi pembelajarn

Deskripsi materi pembelajaran dilakukan dengan cara menguraikan setiap judul materi yang disusun pada langkah sebelumnya. Tidak ada batasan yang ketat sampai sejauh mana deskripsi harus dilakukan, kecuali jika deskripsi tersebut telah memadai sebagai persiapan mengajar oleh guru. Namun bagi guru yang telah berpengalaman deskripsi sampai sangat rinci tidak dibutuhkan lagi. Yang jelas materi esensial harus tercermin dalam deskripsi tersebut.

3.         Memilih pengalaman belajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi.

Tujuan yang hendak dicapai tidak hanya sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara berkelompok yang memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi dengan orang lain.

4.         Menentukan kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan 
belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil.

Pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui bahan ajar yang dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.

5.         Menentukan orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses 
pembelajaran dan berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi dengan menggunakan berbagai media.

Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

6.         Memilih bahan dan alat
Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

·         keberagaman kemampuan intelektual siswa

·         jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa

·         tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran

·         bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan

·         fasilitas fisik yang tersedia

7.         Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses 
pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium, dan lain- lain. Guru dan siswa akan bekerja sama menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai dengan kebutuhan.

8.         Perencanaan evaluasi dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam 
perencanaan pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

 

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

Perencanaan Pembelajaran harus memiliki 4 unsur Yaitu :

1. Adanya tujuan yang harus dicapai.

2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan

3. Sumber daya yang dapat mendukung

4. Implementasi setiap keputusan


 

DAFTAR PUSTAKA

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain sistem Pembelajaran, Jakarta: kencana, 2008

Anonim: http://www.kosmaext2010.com/makalah-pentingnya- perencanaan-dan-desain-pembelajaran-pai.phpdiakses hari Minggu 20 Mei 2012.

Anonim: http://www.sekolahdasar.net/2010/10/pengertian- perencanaan-pembelajaran.htmldiakses hari Sabtu 19 Mei 2012.

Anonim: http://fachurodji-pendidikan.blogspot.com/2012/01 /konsep-perencanaan-pembelajaran.htmldiakses hari minggu 20 Mei 2012.

Degeng, 1989,Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel,Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti

Wina Sanjaya, 2008,Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,Jakarta : PrenadaMedia Group

Anonim: http://www.scribd.com/doc/79799934/14/Pengertian- Standar-Kompetensi-Gurudiakses hari minggu 20 Mei 2012.

Anonim: http://studentgoblog.blogspot.com/2012/03/pengertian- kompetensi-dasar.htmldiakses hari minggu 20 Mei 2012.

 


0 comments:

Posting Komentar

Sialhkan komen dengan bijak, cerdas, mencerahkan dan santun