KONSEP DASAR PERENCANAAN
PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran:
Setelah membaca materi ini peserta dapat :
1.
Menganalisis Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran sesuai dengan
Regulasi terkini (Permendikbud No. 22 Tahun 2016)
I.
Pendahuluan
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan
sesuatu tugas. Jadi Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan
prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar
dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di
luar kelas.
Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan
bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di
dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel.
Karena membuat perencanaan yang baik, maka seorang akan
tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seorang bisa menjadi guru yang baik
adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang
terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula berpengaruh.
Perencanaan Pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu
Perencanaan berasal dari kata rencana yang artinya pengambilan keputusan
tentang apa yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu
“Perencanaan” harus memiliki 4 unsur Yaitu :
1. Adanya tujuan yang harus dicapai.
2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan
3. Sumber daya yang dapat mendukung
4. Implementasi setiap keputusan
Kata yang kedua adalah Pembelajaran atau ungkapan yang
lebih dikenal sebelumnya dengan
“Pengajaran” adalah Upaya untuk membelajarkan siswa. (Degeng,1989). Yang
menurut Muhaimin (2001, 183) kata pembelajaran lebih tepat digunakan karena
menggambarkan upaya untuk membangkitkan prakarsa belajar seseorang. Disamping
itu kata pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam untuk mengungkapkan
hakikat desain pembelajaran.
Menurut Wina Sanjaya (2008, 26) Pembelajaran
adalah terjemahan dari “Intruction”,
kata yang sering diambil dalam pendidikan di Amerika. Hal seperti itu dikutip
dari pernyataannya Gagne (1992) bahwa mengajar atau teaching adalah bagian dari
pembelajaran atau instruction.
Jadi Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja
sama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan semua potensi dan sumber yang ada baik dari dalam diri siswa
maupun dari luar siswa untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng adalah
upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam
pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang
diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini
didasarkan pada kondisi pengajaran yang ada. Kegiatan
ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran.
Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau
perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya
siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru, tetapi memungkin berinteraksi
dengan semua sumber belajar yang dipakai untuk mencapai pembelajaran yang
diinginkan. Oleh karena itu
pembelajran memusatkan pada bagaimana membelajarkan siswa dan bukan pada apa
yang dipelajari siswa. Adapaun perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan
bidang kajian dari kurikulum yakni mengenai apa isi dari pembelajran yang harus
dipelajari siswa agar tercapai tujuan tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang
dapat diperhatikan dalam mencapai pembelajaran adalah bagaiman cara
menggorganisasi pembelajaran, bagaimana menyampaikan isi pembelajaran dan
bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada dan dapat
berfungsi secara optimal.
II. Definisi Perencanaan
Pembelajaran Menurut Para Ahli
Berikut ini definisi
tentang perencanaan pembelajaran menurut para ahli
a. Ritchy
“Ilmu yang merancang
detail spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan
fasilitas penegetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.”
b. Smith & Ragan
“Proses sistematis dalam
mengertikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan
aktivitas pembelajaran. Proses sistematis dan berfikir dalam mengartikan prinsip
belajar dan pemebelajaran ke dalam rancangan untuk bahan dan aktivitas
pemebelajaran”.
c. Zook
“Proses berfikir sistematis untuk mebantu pelajar
memahami (belajar)”
d. Ibrahim
“Kegiatan merumuskan
tujuan apa yang akan dicapai oleh suatu kegiatan pembelejaran, cara apa yang
dipakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi apa yang akan
disampaikan, bagaimana cara menyampaikan, serta alat atau media apa yang
diperlukan”.
e. Banghart dan Trull
“Proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau
metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa
satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan”.
f. Toeti Sukamto
“Pengembangan
pembelajran yang merupakan sebgai sistem yang akan terintegrasi dan terdiri
dari beberapa unsur yang salin berinteraksi”.
g. Nana Sudjana
“Kegiatan memproyeksikan
tindakan apa yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran (PBM) yaitu dengan
mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajarn
sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian
kegiatan (metode dan teknik), serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi
jelas dan sistematis”.
III.
Konsep Perencanaan Pembelajaran
Disebutkan bahwa konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, diantaranya:
1) Perencanaan
pembelajaran sebagai teknologi, dimana perencanaan pembelajaran akan mendorong
penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan
teori-teori yang konstruktif terhadap pembelajaran;
2) Perencanaan
pembelajaran sebagai suatu sistem, dimana terdapat susunansumber-sumber dan prosedur-prosedur
untuk menggerakkan pembelajaran;
3) Perencanaan
pembelajaran sebagai sebuah disiplin ilmu, di mana perencanaan pembelajaran
merupakan cabang dari suatu pengetahuan yang senantiasa menghasilkan proses
yang secara sistemik diimplementasikan;
4) Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses; dan
5) Perencanaan pembelajaran sebagai suatu realitas.
IV.
Manfaat Perencanaan Pembelajaran
Adapun manfaat perencanaan pembelajaran antara lain:
1) Sebagai petunjuk atau arah dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran;
2) Sebagai pola dasar
dalam mengatus tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam proses
pembelajaran;
3) Sebagai alat ukur keefektifan kegiatan pembelajaran;
4) Sebagai bahan dasar
penyusunan data untuk memperoleh keseimbangan kerja;
5) Untuk penghematan
waktu, tenaga, biaya, alat, dsb.
V.
Prinsip-Prinsip Perencanaan Pembelajaran
Pada
pokoknya prinsip-prinsip dalam pembuatan perencanaan pembelajaran antara lain:
- Memperhatikan karakteristik
anak: Dalam perencanaan pembelajaran (desain
instruksional) harus memperhatikan kondisi yang ada dalam diri siswa dan
kondisi yang ada di luar diri siswa.
- Berorientasi pada kurikulum
yang berlaku: Perencanaan yang
dibuat oleh guru seperti dalam bentuk silabus maupun
dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran harus
disusun dan dikembangkan berdasarkan pada kurikulum yang berlaku.
- Sistematika kegiatan pembelajaran: Urutan
kegiatan pembelajaran dikembangkan secara sistematis dengan
mempertimbangkan urutan dari yang mudah menuju yang lebih sulit, dari yang
bersifat sederhana menuju yang lebih kompleks.
- Melengkapi perencanaan pembelajaran: Yaitu
dengan menambah instrumen-instrumen pembelajaran, misalnya lebar kerja
siswa, format isian, lembar catatan tertentu disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai.
- Bersifat fleksibel
(dinamis): Perencanaan pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi saat berlangsungnya pembelajaran.
- Berdasarkan pendekatan sistem: Artinya
setiap unsur perencanaan pembelajaran yang
dikembangkan harus merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan antar sub
sistem dalam pembelajran dan memiliki keterpaduan. A
Ada
empat prinsip lain yang harus dipenuhi dalam pembuatan perencanaan pembelajaran,
di antaranya:
- Spesifik: Selain memenuhi
setiap prinsip perencanaan pembelajaran yang
telah dibahas sebelumnya, juga perencanaan tersebut dibuat secara khusus.
Kekhususan ini terutama dikaitkan dengan setiap kompetensi dasar
dan indikator yang harus dicapai oleh siswa. Dalam setiap perencanaan
selain berisi rumusan setiap komponen perencanaan pembelajaran juga ada
penambahan kekhususan yaitu jenis keterampilan mengajar yang akan
dilatihkan.
- Operasional: Yaitu rumusan
setiap unsur dalam perencanaan pembelajaran dirumuskan
dengan bahasa yang operasional dan terstruktur. Operasionalisasi ini
terutama berkaitan dengan perilaku yang
harus dicapai atau dikembangkan.
- Sistematis: Yaitu penyusunannya
dilakukan secara logis dan
berurutan dari mulai identitas mata
pelajaran sampai kegiatan evaluasi.
- Jangka pendek: Setiap perencanaan pembelajaran dibuat
untuk setiap kali pertemuan atau latihan yang akan dilakukan.
VI.
komponen Perencanaan Pembelajaran
Menurut
Masitoh dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran (2005), bahwa
komponen-komponen perencanaan pembelajaran diantaranya terdiri dari:
(1)
tujuan pembelajaran
(2)
isi (materi pembelajaran)
(3)
kegiatan pembelajaran (kegiatan belajar mengajar)
(5) evaluasi.
Berikut
ini akan dijelaskan prinsip-prinsp dalam menuliskan rumusan tujuan pembelajaran
:
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen pertama dalam perencanaan
pembelajaran. Tujuan mengawali komponen yang lainnya. Dalam merencanakan
pembelajaran tujuan harus jelas, karena dengan tujuan yang jelas guru dapat
memproyeksikan hasil belajar yang harus dicapai setelah anak belajar. Gagasan
perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner
pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang
dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Menurut
Robert Mager (1996) “jika kita tidak memiliki gagasan yang jelas tentang tujuan
apa yang harus dicapai oleh anak, maka kita tidak akan dapat membuat
perencanaan yang baik untuknya”. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang
penerapannya semakin meluas hampir di seluruh lembaga pendidikan di dunia,
termasuk di Indonesia.
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang
beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1) tujuan
pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk
pernyataan atau deskripsi yang spesifik.
Dalam merumusakan tujuan pembelajaran harus mengikuiti aturan
aturan berikut :
·
Perumusan tujuan perencanaan harus
Memahami kurikulum berlaku. Karena tujuan pembelajaran merupakan turunan dari
desain kurikulum yang sedang berjalan
·
Peumusan tujuan pembelajarn memahami
tipe hasil belajar, karena hasil belajar merupakan tujuan belajar. Hasil
belajar yang dimaksud adalah sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh
siswa. Disamping itu karena tujuan pendidikan secara umum adalah untuk
mengembangkan potensi siswa
·
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran
harus memahami cara merumuskan tujuan pembelajaran. Yaitu dengan menggunakan
kata kerja yang operasional, dapat diukur dan diamati
Upaya
merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi
guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat)
manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan
maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan
perbuatan belajarnya secara lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan
menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar
dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian.
2. Materi
Materi
pembelajaran merupakan unsur belajar yang peting mendapat perhatian oleh guru.
Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
“dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti
berdasarkan tujuan yang hendak di capai, misalnya berita pengetahuan,
penampilan, sikap dan pengalaman lainnya.
Nana Sujana
(2000) menjelaskan ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam menetapkan
materi pelajaran diantaranya :
1.
Materi pelajaran harus sesuai dan
menunjang tercapainya tujuan
2.
Materi pelajaran yang di tulis dalam
perencanaan pembelajaran terbatas pada konsep saja atau berbantuk garis besar
bahan tidak pula diuraikan terinci;
3.
Menetapkan materi pembelajaran harus
serasi dengan urutan tujuan;
4.
Urutan materi pelajaran hendaknya
memperhatikan kesinambungan (kontinuitas);
5.
Materi pelajaran di susun dari hal
yang sederhana menuju yang komplek, dari yang mudak menuju yang sulit, dari
yang konkret menuju yang abstark. Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya;
dan
6.
Sifat materi pelajaran, ada yang
factual dan ada yang konseptual.
3.
Kegiatan Pembelajaran
Dalam merancang kegiatan
pembelajaran guru harus mengidentifikasi apa yang akan dipelajari oleh setiap
anak dan bagaimana anak mempelajarinya. Komponen dalam kegiatan pembelajaran
menggambarkan proyeksi kegiatan yang harus dilakukan anak dan kegiatan apa yang
dilakukan guru dalam memfasilitasi belajar anak.
Dalam merancang kegiatan belajar,
kegiatan harus dirumuskan secara jelas dan rinci. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menetapkan kegiatan belajar mengajar dapat dicermati
sebagai berikut.
·
Kegitan harus berorientasi pada
tujuan.
·
Kemampuan yang harus dicapai anak
adalah melalui praktik langsung.
·
Kegiatan pembelajaran harus berorientasi
pada perkembangan.
·
Kegiatan pembelajaran harus
berorientasi pada kegiatan yang integrated yang berpusat pada materi
·
Kegiatan pembelajaran harus
berorientasi pada tujuan pendidikan.
·
Kegiatan pembelajaran menggambarkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa atau peserta didik.
·
Kegiatan pembelajaran harus
menggambarkan kegiatan yang menyenangkan.
·
Walaupun penetapan kegiatan
berorientasi pada siswa, kegiatan harus memungkinkan bagaimana guru dapat
membantu siswa belajar.
4.
Evaluasi
Dalam perencanaan pembelajaran
evaluasi dimaksudkan untuk mengukur apakah tujuan atau kemampuan yang sudah di
tetapkan dapat tercapai.Jadi, evaluasi merupakan aspek yang penting, yang
berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah
tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan siswa, dan bagaiman tingkat
keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut
Dalam merencanakan
evaluasi pembelajaran maka harus difahami hal-hal yang menjadi pertimbangan
yaitu sebagai berikut :
•
Berorientasi pada tujuan. Evaluasi
dan penilaian yang akan dilakukan pembelajaran haruslah mengacu dan berpedoman
pada tujuan khusus yang telah ditetapkan, sehingga ada relevansi intenal anatar
sub sistem dalam pembelajran. Dengan kata lain apa yang ada dalam tujuan
pembelajaran harus lah ada evaluasinya, dan jangan mengevaluasi sesuatu yang
tidak ada dalam tujuan pembelajaran.
•
Berdasarkan pada pengembangan kegiatan
belajar. Evaluasi yang akan akan dilaksanakan dalam pembelajaran haruslah
terintegrasi dalam pembelajran itu sendiri sehingga ia merupakan bagian dari
sistem pembelajaran itu sendiri
•
Memperhatikan waktu yang tersedia.
Perencanaan evaluasi harus memepertimbangkan ketersedian waktu yang ada.
•
Memungkinkan kegiatan tindak lanjut.
Evaluasi yang dilaksanakan merupakan tolok ukur dari pencapaian kompetensi yang
telah ditetapkan. Hasil dari evaluasi itu diharapkan dijadikan sebgai dasar
untuk memberikan kegaiatan tindak lanjut bagi siswa dan juga proses
pembelajara, baik itu berupa remidial ataukah pengayaan.
•
Memberikan umpan balik siswa. Dari Hasil
evaluasi guru harus memberikan umpan baik siswa sebagai bentuk reward atau
peguatan kepada hasil kerja siswa.
•
Berdasarkan pada bahasan dan materi.
Alat dan instrumen evalausi yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran harus
sesuai dengan cakupan materi ajar pembelajaran.
VII.
Kreteria penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran disusun bukan hanya sebagai pelengkap
administrasi, namun disusun sebagai bagian integral dari proses pekerjaan
profesional, sehingga berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Agar perencaaan dapat berefungsi sebagai pedoman pelaksanaan maka
berikut ini dijelaskan beberapa kriteria penyususnan perencanaan
pembelajaran:
1.
Signifikansi
Bahwa
perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar prosespembelajaran berjala
efektif dan efisien.
2.
Relevan
Bahwa
perencanaan yang kita susun memiliki kesesuaian baikinternal maupun eksternal.
3.
Kepastian
Bahwa
perencanaan pembelajaran tidak lagi memuat pilihan – pilihan akan tetapi berisi
langkah – langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis dimana guru
menentukan langkah – langkah yang sesuai dan dapa diimplementasikan.
4.
Adaptibilitas
Perencanaan
pembelajaran hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku. Misal perencanaan
pembeljaran dapat dilaksanakan dengan syarat syarat tertentu, jika tiddak maka
pembelajaran tidak bisa dilaksanakan. Maka perencanaan seperti ini tidak dapat
digunakan
5.
Kesederhanaan
Sederhana disini maksudnya bahwa perencanaan pembelajaran harus mudah
diterjemahkan dan mudah diimplementasikan tidak rumit.
6.
Prediktif
Perencanaan dapat menggambarkan ”apa yang akan terjadi, seandainya...” daya
ramal ini penting untuk menganitisipasi apa yang akan terjadi. Dengan demikan
guru mudah untuk mengantisispasinya
8. Prosedur Peencanaan Pembelajaran
1.
Mengkaji Silabus.
Kegiatan
jaian terhadapp silabus sangat penting untuk mendapatkan informasi terkait
dengan tujuan khusus pembelajaran berarti
merumuskan materi-materi pelajaran yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran yang akan dikembangkan. Sehingga terlihat
keterkaitan antara kompenen komponen dlam pembelajran. Dan hal ini berfunsi
untuk menganalisis kuriulumyang sedang berlaku pada
saat itu.
2.
Mengidentifikasi materi pembelajarn
Deskripsi materi pembelajaran dilakukan dengan cara
menguraikan setiap judul materi yang disusun pada langkah sebelumnya. Tidak ada
batasan yang ketat sampai sejauh mana deskripsi harus dilakukan, kecuali jika
deskripsi tersebut telah memadai sebagai persiapan mengajar oleh guru. Namun
bagi guru yang telah berpengalaman deskripsi sampai sangat rinci tidak
dibutuhkan lagi. Yang jelas materi esensial harus tercermin dalam deskripsi
tersebut.
3.
Memilih pengalaman belajar
Belajar bukan
hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi proses berpengalaman,
sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk melakukan kegiatan tertentu,
mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya proses pembelajaran juga
dilakukan dengan simulasi dan
dramatisasi.
Tujuan
yang hendak dicapai tidak hanya sekedar untuk mengingat, tapi juga menghayati
suatu peran tertentu
yang berkaitan dengan perkembangan mental dan emosi siswa.
Ada kalanya siswa juga diberi kesempatan untuk belajar secara
berkelompok yang memberikan pengalaman pada siswa untuk mampu bersosialisasi
dengan orang lain.
4.
Menentukan kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar
yang sesuai pada dasarnya dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau
pendekatan individual. Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang
dirancang dengan menggunakan pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana
setiap siswa belajar secara berkelompok baik kelompok besar maupun kelompok
kecil.
Pembelajaran individual
adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara mandiri melalui
bahan ajar yang dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar menurut
kecepatan dan kemampuan masing-masing.
5.
Menentukan orang yang terlibat dalam
proses pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan
berperan sebagai sumber belajar meliputi
instruktur atau guru, dan tenaga profesional. Peran guru
dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola pembelajaran. Agar guru
dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal, maka guru harus
memiliki kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi dengan menggunakan
berbagai media.
Selain
itu, guru juga berperan sebagai pengatur lingkungan belajar yang
memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa. Guru dituntut untuk
dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dngan penuh
semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
6.
Memilih bahan dan alat
Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
·
keberagaman kemampuan intelektual siswa
·
jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus
yang harus dicapai siswa
·
tipe-tipe media yang diproduksi dan
digunakan secara khusus berbagai alternatif pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran
·
bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan
·
fasilitas fisik yang tersedia
7.
Ketersediaan fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan
proses pembelajaran.
Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media, laboratorium, dan lain-
lain. Guru dan siswa akan bekerja sama menggunakan bahan pelajaran,
memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya dan kesemuanya itu dapat
digunakan melalui proses perencanaan yang
matang melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya dukungan finansial
sesuai dengan kebutuhan.
8.
Perencanaan evaluasi
dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting dalam perencanaan pembelajaran,
sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat keberhasilan pengelolaan pembelajaran
dan keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
Perencanaan Pembelajaran harus memiliki 4 unsur Yaitu :
1. Adanya tujuan yang harus dicapai.
2. Adanya strategi untuk mencapai tujuan
3. Sumber daya yang dapat mendukung
4. Implementasi setiap keputusan
DAFTAR PUSTAKA
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain sistem Pembelajaran, Jakarta:
kencana, 2008
Anonim: http://www.kosmaext2010.com/makalah-pentingnya- perencanaan-dan-desain-pembelajaran-pai.phpdiakses
hari Minggu 20 Mei 2012.
Anonim: http://www.sekolahdasar.net/2010/10/pengertian-
perencanaan-pembelajaran.htmldiakses hari Sabtu 19 Mei 2012.
Anonim: http://fachurodji-pendidikan.blogspot.com/2012/01 /konsep-perencanaan-pembelajaran.htmldiakses
hari minggu 20 Mei 2012.
Degeng, 1989,Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel,Jakarta :
Depdikbud Dirjen Dikti
Wina Sanjaya, 2008,Perencanaan dan Desain Sistem
Pembelajaran,Jakarta : PrenadaMedia Group
Anonim: http://www.scribd.com/doc/79799934/14/Pengertian-
Standar-Kompetensi-Gurudiakses hari minggu 20 Mei 2012.
Anonim: http://studentgoblog.blogspot.com/2012/03/pengertian-
kompetensi-dasar.htmldiakses hari minggu 20 Mei 2012.
0 comments:
Posting Komentar
Sialhkan komen dengan bijak, cerdas, mencerahkan dan santun